Status Bandara Mutiara SIS Al-Jufri Palu Naik Kelas Internasional

By Inul Irfani 11 Agu 2025, 10:12:31 WIB Story
Status Bandara Mutiara SIS Al-Jufri Palu Naik Kelas Internasional

Keterangan Gambar : Bandara Mutiara SIS Al-Jufri Palu. (Foto: Inul Irfani/Likeindonesia.com)


Likeindonesia.com, Palu - Status internasional resmi disematkan pada Bandara Mutiara SIS Al-Jufri Palu, menandai terobosan besar bagi pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah.


Keputusan yang lahir setelah desakan intensif Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, ini membuka peluang besar bagi sektor pariwisata, investasi, hingga pelaksanaan ibadah haji dan umrah langsung dari Palu tanpa transit di kota lain.

Baca Lainnya :


“Kita bersyukur, usulan yang kita sampaikan kepada pemerintah pusat sejak tiga bulan terakhir ini alhamdulillah membuahkan hasil. Bandara Mutiara SIS Al-Jufri saat ini adalah Bandara Internasional,” ungkap Gubernur Anwar Hafid.


Penetapan status ini tertuang dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 37 dan KM 38 Tahun 2025, yang memberikan kewenangan penuh bagi Bandara Mutiara SIS Al-Jufri melayani penerbangan reguler dari dan ke luar negeri.


Pemerintah Provinsi Sulteng langsung bergerak cepat. Rapat koordinasi digelar untuk memetakan persiapan enam bulan ke depan sebelum penerbangan internasional resmi beroperasi.


Persiapan tersebut meliputi koordinasi administrasi dengan Bea Cukai, Imigrasi, dan Karantina, penempatan serta pelatihan personel, hingga pengadaan peralatan keamanan seperti X-ray senilai Rp 2–2,5 miliar. Rekomendasi teknis dari Kementerian Pertahanan juga akan dipenuhi agar seluruh prosedur sesuai standar internasional.


Salah satu pertimbangan strategis penetapan status internasional ini adalah mendukung pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu. Dengan jalur udara langsung ke luar negeri, arus barang, modal, dan wisatawan diharapkan meningkat pesat.


Gubernur menegaskan bahwa peningkatan kapasitas landasan pacu menjadi prioritas penting.


Kata dia, panjang landasan masih 2.500 meter sehingga pesawat berbadan lebar seperti Airbus A330 belum bisa terbang langsung ke destinasi jarak jauh seperti Tiongkok. Akibatnya, penerbangan memerlukan technical landing di Aceh atau Kuala Namu untuk pengisian bahan bakar.


Pendanaan proyek ini direncanakan berasal dari berbagai sumber, termasuk memanfaatkan skema CSR perusahaan-perusahaan besar yang beroperasi di Sulawesi Tengah.


Dengan penambahan panjang 500 meter sesuai standar Kementerian Perhubungan, rute jarak jauh bisa ditempuh tanpa transit, biaya perjalanan menjadi lebih murah, dan peluang penerbangan haji maupun umrah langsung dari Palu akan terbuka lebar.


“Kami mohon doa dan dukungan semua pihak. Ini kebanggaan kita bersama. SultengNambaso!” seru Gubernur.


Gubernur optimistis era baru konektivitas udara ini akan mempercepat transformasi Sulawesi Tengah sebagai destinasi unggulan di Indonesia Timur, sekaligus memperluas pasar UMKM dan membuka peluang kerja baru bagi masyarakat. (Bim)




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment

Temukan juga kami di

Ikuti kami di facebook, twitter, Instagram, Youtube dan dapatkan informasi terbaru dari kami disana.