- TVRI Resmi Kantongi Hak Siar Piala Dunia 2026: Dari Fase Grup hingga Final, Seluruh Laga Tayang Grat
- Kapolres Donggala Tekankan Pendekatan Persuasif dalam Konflik Agraria Riopakava
- Komdigi Wacanakan Aturan Baru: Beli Hp Bekas Bakal Mirip Motor, Harus Balik Nama
- Polda Sulteng Perpanjang Operasi Madago Raya Tahap IV, 256 Personel Diterjunkan
- SK Resmi Diserahkan, Nilam Sari Lawira Kembali Jadi Nahkoda DPW NasDem Sulteng
- 2 Oktober Diperingati Hari Batik Nasional, Saatnya Bangga dengan Motif Nusantara
- Batas 60 Hari Habis, 15 IUP Tambang di Sulteng Bisa Dicabut
- Warga Geger Temuan Mayat di Bantaran Sungai Palu
- Pemerintah Pastikan Harga Tiket Pesawat, Kereta, dan Kapal Lebih Murah Saat Libur Nataru
- Tambang Ilegal Jadi Sorotan Wabup Parigi Moutong di Tengah Merebaknya Kasus Malaria
60 Karya Jurnalis Dipamerkan di Palu, Angkat Semangat Bangkit dari Bencana

Keterangan Gambar : Ketua PFI Palu, Muhammad Rifki. (Foto: Syahrul/Likeindonesia.com)
Likeindonesia.com, Palu – Pewarta Foto Indonesia (PFI) Palu menggelar pameran foto jurnalistik bertajuk Asa di Atas Patahan di Palu Grand Mall, Senin (15/9) malam.
Sebanyak 60 karya dipamerkan, hasil kurasi dari 400 foto yang dikirimkan pewarta foto, baik dari Palu, berbagai daerah di Indonesia, hingga seorang fotografer asal Malaysia.
Baca Lainnya :
- Rasera Project: Aksi Siswa SMA 5 Palu Jadi Kritik Keras Pendidikan di Sulteng
- YAMMI Desak Polda Sulteng Transparan dalam Kasus Dugaan Pemalsuan Dokumen PT BDW
- Komisi IV DPRD Sulteng Angkat Bicara Soal Dugaan Penyalahgunaan Dana BOS di SMAN 5 Palu
- Siswa SMAN 5 Palu Protes Dana BOS, Tuntut Transparansi Anggaran
- Meriah, Warga Talise Arak Pohon Telur pada Peringatan Maulid Nabi
Ketua PFI Palu, Muhammad Rifki, menjelaskan bahwa tema pameran tahun ini dipilih karena Palu berada di wilayah sesar aktif.
“Tahun ini kami mengambil tema ‘Asa di atas patahan’, karena wilayah Palu dan sekitarnya masih masuk wilayah sesar aktif. Jadi hampir setiap hari gempa. Tema ini kami ambil bagaimana masyarakat masih bertahan di atas patahan,” kata Rifki.
Ia menambahkan, seluruh karya yang dipamerkan tidak menonjolkan kesedihan.
Sebaliknya, foto-foto tersebut dipilih karena menggambarkan ketangguhan, kebangkitan, dan semangat hidup warga Kota Palu pascabencana.
“Kalau melihat dari foto-foto ini semua tidak ada foto yang berkaitan dengan kesedihan. Semua foto menyimbolkan ketangguhan, kebangkitan, dan semangat hidup meskipun kita berada di atas patahan,” ujarnya.
Rifki juga menjelaskan alasan memilih pusat perbelanjaan sebagai lokasi pameran.
Menurutnya, selain ramai pengunjung, bangunan tersebut merupakan salah satu yang terdampak bencana.
Salah seorang pengunjung, Putra Tonang, mengaku terkesan dengan pameran ini.
Ia menilai foto-foto yang dipamerkan justru memberikan semangat baru bagi masyarakat Palu.
“Menurut saya dengan adanya pameran foto ini tentu saja untuk lebih menguatkan kita dengan hastag #Palubangkit, dan #Palukuat. Bukan untuk membuat kita sedih lagi, tapi entah mengapa membuat kita lebih bangkit,” ujar Putra.
Ia juga menyebut karya yang dipamerkan tidak hanya menyajikan kondisi saat bencana, tetapi juga membangkitkan empati.
Selain pameran, PFI Palu juga menggelar diskusi foto jurnalistik sebagai ruang refleksi bagi pewarta.
Diskusi ini menekankan pentingnya menjaga empati dan martabat subjek dalam setiap karya foto.
