- Sulteng Bidik Tuan Rumah PON 2032, KONI Bentuk Tim Kerja Khusus
- Sulawesi Tengah Catat Kenaikan UMP 2026 Paling Tinggi di Indonesia
- KONI Sulteng dan KONI Morowali Pastikan Kesiapan Porprov 2026, Bakal Digelar dengan 27 Cabor
- PMII Sulteng Serukan Tanda Bahaya Alam dan Kerusakan Kian Meningkat
- 241 Warga Binaan di Sulteng Terima Remisi Natal, Satu Orang Langsung Bebas
- Natal 2025, Wali Kota Palu Tinjau Sejumlah Gereja dan Imbau Warga Jaga Ketertiban Jelang Tahun Baru
- Aksi Tolak Survei Seismik di Touna Ricuh, GMNI Soroti Sikap Pemda
- Kapolri Tak Izinkan Warga Nyalakan Kembang Api di Malam Tahun Baru, Diimbau Ganti Jadi Doa Bersama
- Sulteng Jadi Satu-satunya Provinsi di Sulawesi yang Alami Penurunan Kasus Tawuran
- BEMNUS Sulteng Tuntut Sanksi Tegas untuk Perusahaan Tambang di Banggai, Diduga Rusak Lingkungan
Dua Kali Gempa Guncang Tolitoli Hari Ini

Keterangan Gambar : BMKG mencatat dua kali gempa bumi di wilayah Kabupaten Tolitoli, Kamis (30/10/2025). (Foto: BMKG/X)
Likeindonesia.com, TOLITOLI – Wilayah Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, diguncang dua kali gempa bumi pada Kamis (30/10/2025).
Gempa pertama terjadi pagi hari pukul 09.39 WITA dengan kekuatan magnitudo 3,4. Pusat gempa berada di 57 kilometer barat laut Tolitoli, pada kedalaman 19 kilometer.
Baca Lainnya :
- Jembatan Penghubung ke Desa Wisata Malangga Ambruk, BPBD Sulteng Kerahkan Alat Berat
- Warga Tolitoli Mulai Bersihkan Rumah Pascabanjir, BPBD Catat Ratusan KK Terdampak
- Gempa Magnitudo 5,5 Guncang Wilayah Buol, Terasa Hingga Tolitoli dan Pohuwato
- Hujan Lebat Picu Banjir, Jalur Air di Parigi Barat Perlu Dinormalisasi
- Air Meluap ke Permukiman, Banjir Genangi Dua Desa di Parigi Moutong
Beberapa jam setelahnya, sekitar pukul 12.15 WITA, gempa kedua kembali terasa dengan kekuatan magnitudo 2,6. Pusatnya berada di 8 kilometer barat daya Tolitoli, dengan kedalaman 17 kilometer.
BMKG menyebut kedua gempa itu termasuk kategori ringan dan tidak berpotensi tsunami.
BMKG juga menyatakan, informasi tersebut mengutamakan kecepatan, sehingga bisa berubah seiring kecepatan data.
"Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data," tulis laporan BMKG, melalui akun X, Kamis (30/10/2025). (Nul/Nl)





.jpg)




.jpg)