- Pemadaman Bergilir di Palu, PLN Sebut Sistem Proteksi Aktif Akibat Sambaran Petir
- Lanal Palu Dorong Peningkatan Hasil Tangkap Nelayan Talise Lewat Bantuan Rumah Rumpon
- Bangunan di Belakang Polsek Palu Barat Terbakar, Diduga Akibat Korsleting Listrik
- Indonesia Bakal Punya Kampung Haji Pertama di Mekkah, Arab Saudi Izinkan Tanah untuk Negara Asing
- SDN Lasoani Gelar Simulasi Bencana, Latih Siswa Tanggap Gempa dan Kebakaran
- Ramai Soal Penghentian Bus Transpalu, Dishub Ungkap Alasan dan Target Pengoperasian Kembali
- Warga Binaan Lapas Palu Jalani Skrining TBC, Cegah Penularan di Lingkungan Tertutup
- Swiss-Belhotel Silae Palu Gandeng BNPB dan PMI Kota Palu untuk Tingkatkan Kesiapsiagaan Bencana
- 30 Persen Truk di Sulteng Langgar Batas Muatan, BPTD Mulai Sosialisasi Menuju Zero ODOL 2027
- Cuaca Panas Ekstrem Landa Palu, BMKG: Masih dalam Batas Normal
Cuaca Panas Ekstrem Landa Palu, BMKG: Masih dalam Batas Normal
.jpg)
Keterangan Gambar : Prakirawan cuaca Stasiun Meteorologi Mutiara Sis Al-Jufri Palu, Ahmad Reza Agung Laksono. (Foto: Syahrul/Likeindonesia.com)
Likeindonesia.com, Palu – Fenomena cuaca panas ekstrem tengah melanda sejumlah wilayah di Indonesia dalam beberapa pekan terakhir.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, suhu udara di beberapa kota besar bahkan menembus lebih dari 37 derajat Celsius akibat pergerakan semu matahari yang kini berada di selatan katulistiwa.
Baca Lainnya :
- Geger! Warga Palupi Temukan Pria Tewas dengan Luka di Pelipis
- DPRD Palu Soroti Efisiensi Anggaran, Minta Layanan Disabilitas Tak Terdampak
- Program GENTING di Sulteng Sudah Jangkau 14 Ribu Keluarga Berisiko Stunting
- Pulang dari PON Bela Diri 2025 di Kudus, Atlet Judo dan Gulat Sulteng Apresiasi Dukungan KONI
- Tenun Lokal Palu Akan Dilindungi Lewat Perda Pelestarian Budaya
Kondisi serupa juga terjadi di Kota Palu. Dalam tiga hari terakhir, suhu maksimum di wilayah ini mencapai 35 derajat Celsius dengan udara terasa lebih panas dan kering dari biasanya.
Prakirawan cuaca Stasiun Meteorologi Mutiara Sis Al-Jufri Palu, Ahmad Reza Agung Laksono, menjelaskan bahwa peningkatan suhu di Kota Palu masih tergolong normal.
Fenomena tersebut, kata dia, merupakan dampak langsung dari pergerakan semu matahari.
“Sebenarnya ini fenomena dari pergerakan semu matahari. Saat ini matahari berada di selatan katulistiwa, jadi wilayah tengah hingga selatan Indonesia, termasuk Palu, terasa lebih panas dari biasanya,” ujar Reza saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (20/10) pagi.
Reza menambahkan, suhu panas di Palu juga dipengaruhi oleh angin timur yang membawa massa udara kering dari Australia.
Kondisi ini menyebabkan pembentukan awan berkurang, sehingga hujan mulai jarang turun dan udara terasa lebih terik saat siang hari.
Ia menjelaskan, suhu maksimum di Palu yang mencapai 35 derajat Celsius masih tergolong dalam batas wajar.
“Untuk daerah Palu, suhu puncaknya mencapai 35 derajat. Masih tergolong normal. Fenomena ini diperkirakan berlangsung hingga akhir Oktober atau awal November,” katanya.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap dampak cuaca panas, terutama saat beraktivitas di luar ruangan pada siang hari.
Warga diimbau menjaga kondisi tubuh dengan memperbanyak konsumsi air dan menghindari paparan sinar matahari langsung dalam waktu lama.
Fenomena cuaca panas ini diperkirakan akan berakhir saat awal musim hujan tiba, sekitar akhir Oktober hingga awal November mendatang. (Rul/Nl)
