Program GENTING di Sulteng Sudah Jangkau 14 Ribu Keluarga Berisiko Stunting

By Inul Irfani 18 Okt 2025, 16:22:18 WIB Daerah
Program GENTING di Sulteng Sudah Jangkau 14 Ribu Keluarga Berisiko Stunting

Keterangan Gambar : Kepala Perwakilan BKKBN Sulawesi Tengah, Tenny C. Soriton. (Foto: Syahrul/Likeindonesia.com)


Likeindonesia.com, Palu – Program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING) yang dijalankan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tengah menunjukkan hasil menggembirakan. 


Hingga Oktober 2025, program tersebut telah menjangkau sekitar 14 ribu keluarga berisiko stunting, melampaui target awal sebanyak 13 ribu keluarga.

Baca Lainnya :


Kepala Perwakilan BKKBN Sulawesi Tengah, Tenny C. Soriton, menyebut capaian itu sebagai bukti keberhasilan pelaksanaan program yang mengedepankan semangat gotong royong lintas sektor.


Program GENTING merupakan inisiatif nasional di bawah pimpinan Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Wihaji.


“Pelaksanaan GENTING di Sulteng berjalan baik. Dari target sekitar 13 ribu keluarga, capaian kita sudah lebih dari 100 persen,” ujar Tenny saat ditemui di Kantor BKKBN Sulteng, Kelurahan Tatura Utara, Kecamatan Palu Selatan, Kamis (16/10).


Ia menjelaskan, program GENTING menitikberatkan pada dua bentuk intervensi: gizi dan non-gizi. 


Intervensi gizi dilakukan melalui pemberian bantuan nutrisi bagi keluarga berisiko stunting, sementara intervensi non-gizi mencakup edukasi, advokasi, serta pembangunan fasilitas sanitasi.


Menurut Tenny, program tersebut tidak bersumber dari dana APBN, melainkan mengandalkan partisipasi masyarakat, lembaga sosial, dan pelaku usaha yang berperan sebagai orang tua asuh bagi keluarga sasaran.


“Sasaran utama GENTING adalah keluarga dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan, termasuk ibu hamil, ibu menyusui, dan anak di bawah dua tahun,” jelasnya.


Selain faktor gizi, BKKBN juga menaruh perhatian pada kondisi lingkungan tempat tinggal yang tidak sehat, seperti rumah tangga tanpa MCK atau saluran pembuangan limbah.


“Intervensi GENTING di Sulteng tidak hanya fokus pada gizi, tapi juga pada perbaikan lingkungan dan perilaku keluarga,” tambahnya.


Dalam pelaksanaannya, BKKBN Sulteng melibatkan Tim Pendamping Keluarga (TPK) di setiap desa. 


Tim ini terdiri atas bidan, kader KB, dan unsur PKK yang bertugas mendampingi keluarga sasaran, memvalidasi data, serta menyalurkan bantuan dari para orang tua asuh.


Tenny mengakui masih ada tantangan di lapangan, terutama terkait kondisi geografis yang luas dan keterbatasan akses teknologi di sejumlah daerah. 


Namun, kerja sama dengan pemerintah desa dan lembaga mitra membuat distribusi bantuan tetap berjalan.


“Beberapa wilayah sulit dijangkau, tetapi kepala desa dan PKK cukup aktif membantu penyaluran di lapangan,” katanya.


Saat ini, angka stunting di Sulawesi Tengah masih berada di kisaran 26,1 persen. 


BKKBN menargetkan penurunan di bawah 10 persen sesuai arahan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulteng.


“Kami berharap semakin banyak pelaku usaha dan lembaga sosial yang berperan sebagai orang tua asuh. Dengan gotong royong, kita bisa menjaga anak-anak agar tumbuh sehat dan bebas stunting,” tutup Tenny. (Rul/Nl)




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment

Temukan juga kami di

Ikuti kami di facebook, twitter, Instagram, Youtube dan dapatkan informasi terbaru dari kami disana.