- TVRI Resmi Kantongi Hak Siar Piala Dunia 2026: Dari Fase Grup hingga Final, Seluruh Laga Tayang Grat
- Kapolres Donggala Tekankan Pendekatan Persuasif dalam Konflik Agraria Riopakava
- Komdigi Wacanakan Aturan Baru: Beli Hp Bekas Bakal Mirip Motor, Harus Balik Nama
- Polda Sulteng Perpanjang Operasi Madago Raya Tahap IV, 256 Personel Diterjunkan
- SK Resmi Diserahkan, Nilam Sari Lawira Kembali Jadi Nahkoda DPW NasDem Sulteng
- 2 Oktober Diperingati Hari Batik Nasional, Saatnya Bangga dengan Motif Nusantara
- Batas 60 Hari Habis, 15 IUP Tambang di Sulteng Bisa Dicabut
- Warga Geger Temuan Mayat di Bantaran Sungai Palu
- Pemerintah Pastikan Harga Tiket Pesawat, Kereta, dan Kapal Lebih Murah Saat Libur Nataru
- Tambang Ilegal Jadi Sorotan Wabup Parigi Moutong di Tengah Merebaknya Kasus Malaria
Cuaca Mendung Landa Palu, BMKG: Dipicu Perubahan Musim dan Aktivitas Gelombang Ekuator

Keterangan Gambar : Prakirawan cuaca BMKG melalui Stasiun Meteorologi Mutiara Sis Al-Jufri Palu, Farhan Marjun. (Foto: Syahrul/Likeindonesia.com)
Likeindonesia.com, Palu — Cuaca mendung dan berawan yang kerap terjadi di Kota Palu dan sekitarnya dalam beberapa hari terakhir merupakan dampak dari perubahan musim.
Hal ini disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi Mutiara Sis Al-Jufri Palu.
Baca Lainnya :
- Tumpukan Sampah Liar Cemari Pemakaman Cina Talise, Pemerintah Ancam Denda Pelaku
- Ratusan Siswa Siap Ikuti KBM di Sekolah Rakyat Sulteng Akhir Juli
- Polda Sulteng Jadwalkan Pemeriksaan Para Leader OMC Wilayah Pekan Ini
- Kampanye Stop Perkawinan Usia Anak di Palu, Anak-Anak Serukan Pentingnya Lindungi Masa Depan
- Aksi Kejahatan Tak Mengenal Waktu, Warga Kota Palu Jadi Korban Pembusuran
Prakirawan cuaca Farhan Marjun menjelaskan, meskipun secara umum Indonesia telah memasuki musim kemarau sejak awal Juli, namun wilayah Sulawesi Tengah masih berada dalam masa transisi atau pancaroba.
Garis perbatasan musim yang belum tegas turut menyebabkan kondisi cuaca tidak stabil.
“Perubahan musim menjadi salah satu faktor utama. Selain itu, dalam beberapa hari terakhir juga terjadi aktivitas gelombang ekuator di atas wilayah Sulawesi, seperti gelombang Rosby ekuatorial dan gelombang Kelvin, serta keberadaan daerah bertekanan rendah di sekitar Sulawesi Tengah dan Selatan,” ujar Farhan, saat ditemui Selasa (15/7/2025).
Kondisi atmosfer tersebut meningkatkan potensi terbentuknya awan hujan.
Bahkan, menurut Farhan, Indonesia kemungkinan besar akan mengalami musim kemarau basah, di mana curah hujan tetap tinggi di sejumlah wilayah saat musim kemarau berlangsung.
Fenomena ini tak hanya terjadi di Sulawesi, tetapi juga meliputi wilayah lain seperti Kalimantan, Sumatera bagian utara dan barat, serta Papua dan Papua Barat.
Farhan menambahkan, pergerakan kuadrat MJO (Madden Julian Oscillation) yang mengarah ke wilayah utara dan timur turut memperkuat potensi hujan.
BMKG mencatat, curah hujan di Kota Palu selama Juli ini sudah berada di atas normal dengan intensitas ringan hingga sedang.
Dalam sepekan ke depan, wilayah Palu dan sekitarnya masih berpotensi mengalami hujan ringan hingga sedang.
Sementara itu, wilayah lain seperti Kabupaten Buol, Tolitoli, serta Banggai dan sekitarnya diperkirakan akan dilanda hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. (Rul)
