- Pramuka Jadi Sarana Pembinaan Karakter Warga Binaan di Lapas Palu
- Komisi IV DPRD Sulteng Tekankan Proporsi TKA dan Pekerja Lokal dalam Ranperda Ketenagakerjaan
- Harga Beras Naik di Parimo, Pemprov Sulteng Gerak Cepat Stabilkan Pasokan
- Palu Peringati 21 Tahun Penembakan Pdt. Susianti Tinulele, Serukan Pesan Damai dan Toleransi
- Harga Beras Melonjak, Bulog Sulteng Pastikan Stok Aman hingga Tahun Depan
- Pemkot Palu dan Bulog Salurkan 4,4 Ton Beras Bantuan ke Warga Kelurahan Baru
- Tidur Lelap di Kapal Berujung Trauma, Mahasiswi Luwuk Jadi Korban Pelecehan oleh Oknum Dosen
- ASN Kantor Sekda Sulteng Disidak Gubernur, Siapa yang Ketahuan Bolos?
- BMA Sulteng Siapkan Pelaksanaan Sanksi Adat Terhadap Gus Fuad Pleret
- Warga Keluhkan Dugaan Nepotisme dalam Penyaluran Bantuan UMKM di Palu
Warga Desa Rano Donggala Keluhkan Jalan Rusak Puluhan Tahun, Minta Perhatian Serius dari Pemerintah

Keterangan Gambar : Kondisi jalan Desa Rano rusak parah. (Foto: TikTok @bobatabre4k/Tangkapan layar)
Likeindonesia.com, Donggala - Meski jalan utama menuju Pante Barat Donggala sudah tergolong mulus, kondisi berbeda justru terjadi di Desa Rano, Kecamatan Balaesang Tanjung, Kabupaten Donggala. Selama puluhan tahun, desa ini menghadapi kerusakan jalan parah yang belum juga mendapatkan perhatian serius.
Padahal, akses tersebut sangat penting. Selain menjadi jalur utama distribusi hasil pertanian, jalan ini juga merupakan satu-satunya rute menuju Danau Rano, destinasi wisata alam yang indah dan berpotensi dikembangkan.
Baca Lainnya :
- AHY Tegaskan Tata Ruang dan Konektivitas Kunci Pembangunan Inklusif di Sulawesi Tengah
- Jembatan Vital Nelayan Desa Towale Donggala Rusak, Nelayan Sulit Bawa Ikan ke Jalan Raya
- Setelah Sehari Pencarian, Korban Sungai Mamara Donggala Ditemukan Tak Bernyawa
- Banjir Landa Lima Desa di Donggala, Satu Warga Masih Dicari
- Warung Makan Mas Joko di Pasigala Kompak Naikkan Harga Mulai 7 Juli
Kepala Desa Rano, Alimudin mengatakan, warga desa menggantungkan hidup dari hasil bumi seperti nilam, kelapa, cengkeh, dan durian. Namun kondisi jalan yang rusak membuat pengiriman hasil kebun menjadi mahal dan sulit.
“Harga nilam pernah tembus Rp1,8 juta, sekarang tinggal Rp500 ribu. Ongkos kirim pun mahal karena kondisi jalan. Mobil pun enggan masuk,” katanya seperti dikutip dari kabar68.com Kamis, (10/7/2025)
Alimudin, berharap ada perhatian dari pemerintah kabupaten maupun provinsi untuk memperbaiki infrastruktur jalan yang menjadi penopang utama ekonomi masyarakat.
Tak hanya ekonomi, Alimudin juga menyoroti minimnya sarana kesehatan. Meski tenaga medis dinilai cukup, akses untuk rujukan medis masih menjadi persoalan serius karena minimnya kendaraan dan buruknya jalan.
“Ambulans cuma satu di kecamatan dan lokasinya di ibu kota. Sementara desa-desa lain jaraknya bisa 10 hingga 13 kilometer, jalan pun rusak. Banyak pasien yang terlambat dirujuk,” jelasnya.
Dengan hasil pertanian yang melimpah dan pesona Danau Rano yang alami, Desa Rano sebenarnya punya potensi besar untuk berkembang. Namun, semua itu tidak akan terwujud tanpa dukungan infrastruktur yang layak. (Bim)
