- Pramuka Jadi Sarana Pembinaan Karakter Warga Binaan di Lapas Palu
- Komisi IV DPRD Sulteng Tekankan Proporsi TKA dan Pekerja Lokal dalam Ranperda Ketenagakerjaan
- Harga Beras Naik di Parimo, Pemprov Sulteng Gerak Cepat Stabilkan Pasokan
- Palu Peringati 21 Tahun Penembakan Pdt. Susianti Tinulele, Serukan Pesan Damai dan Toleransi
- Harga Beras Melonjak, Bulog Sulteng Pastikan Stok Aman hingga Tahun Depan
- Pemkot Palu dan Bulog Salurkan 4,4 Ton Beras Bantuan ke Warga Kelurahan Baru
- Tidur Lelap di Kapal Berujung Trauma, Mahasiswi Luwuk Jadi Korban Pelecehan oleh Oknum Dosen
- ASN Kantor Sekda Sulteng Disidak Gubernur, Siapa yang Ketahuan Bolos?
- BMA Sulteng Siapkan Pelaksanaan Sanksi Adat Terhadap Gus Fuad Pleret
- Warga Keluhkan Dugaan Nepotisme dalam Penyaluran Bantuan UMKM di Palu
Jembatan Vital Nelayan Desa Towale Donggala Rusak, Nelayan Sulit Bawa Ikan ke Jalan Raya

Keterangan Gambar : Jembatan penghubung vital bagi nelayan di Dusun 3 Simbe, Desa Towale, Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala, ambruk akibat banjir pada Senin (7/7/2025). (Foto: IST)
Likeindonesia.com, Donggala – Jembatan penghubung vital bagi nelayan di Dusun 3 Simbe, Desa Towale, Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala, ambruk akibat banjir pada Senin (7/7/2025).
Jembatan tersebut merupakan jalur utama bagi warga, terutama nelayan, untuk membawa hasil tangkapan ke jalan raya.
Baca Lainnya :
- Setelah Sehari Pencarian, Korban Sungai Mamara Donggala Ditemukan Tak Bernyawa
- Banjir Landa Lima Desa di Donggala, Satu Warga Masih Dicari
- Warung Makan Mas Joko di Pasigala Kompak Naikkan Harga Mulai 7 Juli
- Dengan Khidmat, Masyarakat Donggala Kembali Mandikan Bulava Mpongeo
- Slot Gacor, Withdraw Cepat
Curah hujan tinggi yang melanda wilayah Donggala dalam beberapa waktu terakhir memicu banjir di sejumlah titik, termasuk di Desa Towale. Bagian ujung jembatan Simbe ambruk terseret arus, menyulitkan akses warga.
Untuk sementara, warga berinisiatif menumpuk pasir dan karung di bagian yang jebol sebagai jalur darurat agar jembatan masih bisa dilalui pejalan kaki dan kendaraan roda dua.
“Saat banjir kemarin jembatan ini ambruk, jadi kami taruh pasir supaya bisa dilewati, meskipun tetap susah,” ujar Rudi, nelayan setempat kepada LikeIndonesia.com Selasa, (8/7/2025).
Bagi nelayan, kondisi ini sangat menyulitkan. Jembatan tersebut menjadi akses utama untuk mengangkut ikan menggunakan motor dan termos pendingin. Alternatif jalur lain lewat jalan Pusat Laut memerlukan jarak tempuh lebih jauh dan mendaki medan berat di Tanah Lei.
“Kalau bawa gabus ikan naik motor lewat sini, jelas susah. Jalan lain terlalu jauh dan berat. Kami butuh jembatan ini,” lanjut Rudi.
Warga mendesak Pemerintah Kabupaten Donggala segera melakukan perbaikan permanen agar aktivitas nelayan tidak lumpuh dan kondisi tidak memburuk saat hujan deras kembali turun.
“Kami harap jembatan ini cepat diperbaiki sebelum makin parah,” tegasnya. (Bim)
