- Pramuka Jadi Sarana Pembinaan Karakter Warga Binaan di Lapas Palu
- Komisi IV DPRD Sulteng Tekankan Proporsi TKA dan Pekerja Lokal dalam Ranperda Ketenagakerjaan
- Harga Beras Naik di Parimo, Pemprov Sulteng Gerak Cepat Stabilkan Pasokan
- Palu Peringati 21 Tahun Penembakan Pdt. Susianti Tinulele, Serukan Pesan Damai dan Toleransi
- Harga Beras Melonjak, Bulog Sulteng Pastikan Stok Aman hingga Tahun Depan
- Pemkot Palu dan Bulog Salurkan 4,4 Ton Beras Bantuan ke Warga Kelurahan Baru
- Tidur Lelap di Kapal Berujung Trauma, Mahasiswi Luwuk Jadi Korban Pelecehan oleh Oknum Dosen
- ASN Kantor Sekda Sulteng Disidak Gubernur, Siapa yang Ketahuan Bolos?
- BMA Sulteng Siapkan Pelaksanaan Sanksi Adat Terhadap Gus Fuad Pleret
- Warga Keluhkan Dugaan Nepotisme dalam Penyaluran Bantuan UMKM di Palu
Usai Tragedi Juliana, Menhut Evaluasi Keamanan Gunung Rinjani: RFID dan Aturan Baru Disiapkan

Keterangan Gambar : Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni dan Tim Rinjani Rescue Abdul Haris Agam (Rinjani Squad). (Foto: IST)
Likeindonesia.com, Jakarta - Tragedi yang menimpa Juliana Marins, pendaki asal Brasil di Gunung Rinjani, menjadi sorotan nasional dan pemicu evaluasi menyeluruh sistem keamanan pendakian di Indonesia. Peristiwa ini menyadarkan banyak pihak bahwa kawasan gunung, khususnya di dalam wilayah taman nasional, membutuhkan sistem keamanan yang lebih modern dan responsif.
Menteri Kehutanan Indonesia, Raja Juli Antoni, menegaskan pentingnya peningkatan sistem keamanan dalam aktivitas pendakian gunung, khususnya di kawasan Taman Nasional. Salah satu langkah yang tengah didorong adalah penerapan teknologi Radio Frequency Identification (RFID) di Gunung Rinjani.
Baca Lainnya :
- Menaker Ungkap Lebih dari 1 Juta Sarjana di Indonesia Masih Menganggur di 2025
- Siap-Siap Tambah Budget Transport, Pemerintah Bakal Naikkan Tarif Ojol hingga 15 Persen
- Senator Andhika Amir Dukung Langkah Tegas Pemkab Donggala Soal DBH Migas
- Traveler Wajib Tahu! Per 17 Juli, Bagasi Gratis Lion Air dan Super Air Jet Jadi 10 Kg
- Angka Wisatawan Naik Terus, Sulteng Makin Diminati Buat Liburan!
“Saya ingin ada perbaikan di Taman Nasional. Kita harus hati-hati sekali tentang pengelolaan Taman Nasional untuk pendakian,” ujarnya, dikutip dari laman kehutanan.go.id, Jumat (4/7/25).
Dalam upaya ini, Menhut menggandeng sejumlah pihak, termasuk Tim Rinjani Rescue seperti Abdul Haris Agam dan Herna Hadi Prasetyo, Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi Ditjen KSDAE Nandang Prihadi, serta Kepala Balai TN Gunung Rinjani Yarman.
“Penting untuk mendefinisikan safety first sebelum pendakian. Dalam mendefinisikan parameter keselamatan ini, perlu melibatkan guide, porter dan petugas yang bertugas di lapangan,” jelasnya.
Penerapan gelang RFID menjadi salah satu solusi utama dalam peningkatan keselamatan. Gelang ini akan dikenakan oleh setiap pendaki dan berfungsi sebagai alat pelacak berbasis sinyal radio. Melalui teknologi ini, posisi pendaki dapat dipantau secara real-time oleh petugas di pos pengawasan.
Selain itu, RFID juga mempermudah proses evakuasi jika terjadi kecelakaan, tersesat, atau kondisi darurat lainnya, karena petugas dapat dengan cepat mengetahui lokasi terakhir pendaki berada.
Teknologi ini telah diterapkan di Gunung Merbabu dan dinilai efektif. Raja Juli meminta agar implementasi serupa segera diberlakukan di Rinjani.
Selain itu, ia juga mengusulkan sistem pendakian yang disesuaikan dengan tingkat kesulitan masing-masing gunung. Tujuannya, agar setiap pendaki mendapatkan perlindungan optimal sesuai medan yang dihadapi. (Bim)
