- TVRI Resmi Kantongi Hak Siar Piala Dunia 2026: Dari Fase Grup hingga Final, Seluruh Laga Tayang Grat
- Kapolres Donggala Tekankan Pendekatan Persuasif dalam Konflik Agraria Riopakava
- Komdigi Wacanakan Aturan Baru: Beli Hp Bekas Bakal Mirip Motor, Harus Balik Nama
- Polda Sulteng Perpanjang Operasi Madago Raya Tahap IV, 256 Personel Diterjunkan
- SK Resmi Diserahkan, Nilam Sari Lawira Kembali Jadi Nahkoda DPW NasDem Sulteng
- 2 Oktober Diperingati Hari Batik Nasional, Saatnya Bangga dengan Motif Nusantara
- Batas 60 Hari Habis, 15 IUP Tambang di Sulteng Bisa Dicabut
- Warga Geger Temuan Mayat di Bantaran Sungai Palu
- Pemerintah Pastikan Harga Tiket Pesawat, Kereta, dan Kapal Lebih Murah Saat Libur Nataru
- Tambang Ilegal Jadi Sorotan Wabup Parigi Moutong di Tengah Merebaknya Kasus Malaria
Pertama Kali Digelar, Festival Temu Lempeng Donggala Siap Jadi Sorotan Dunia

Keterangan Gambar : Festival Temu Lempeng digelar di Desa Siweli, Kecamatan Balaesang, pada 25-26 Juli 2025. (Foto: Bimaz/Likeindonesia.com)
Likeindonesia.com, DONGGALA – Pemerintah Kabupaten Donggala melalui Dinas Pariwisata menggelar Festival Temu Lempeng untuk pertama kalinya di Desa Siweli, Kecamatan Balaesang, pada 25-26 Juli 2025.
Ajang ini menjadi strategi promosi wisata unggulan Donggala sekaligus memperkenalkan keunikan wilayah yang berada di titik pertemuan tiga lempeng besar dunia.
Baca Lainnya :
- Peminat Trans Donggala Meningkat, Pemkab Kaji Penambahan Armada dan Rute Pantai Barat
- Polda Sulteng Wujudkan Harapan Bripka Anas Peraih Hoegeng Awards 2025 Bertugas di Kampung Halaman
- admin
- Puluhan Pelajar dan Mahasiswa Ikuti Lomba Bernuansa Bahasa Arab
- Cidomo, Transportasi Ikonis yang Jadi Daya Tarik Wisatawan Lombok
Kepala Dinas Pariwisata Donggala, Muhammad, menegaskan festival ini bukan sekadar perayaan budaya, tetapi langkah strategis untuk mengangkat nama Siweli sebagai destinasi wisata kelas internasional.
“Ini potensi yang luar biasa. Bahkan bukan hanya tingkat nasional, tapi bisa mendunia. Kita berada di titik nol, dan saya berharap titik ini menjadi pusat pengembangan pariwisata yang melibatkan alam, budaya, dan kuliner,” ungkapnya.
Muhammad menambahkan, posisi strategis Siweli yang dilalui garis khatulistiwa dan menjadi titik temu tiga lempeng besar, yakni Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik, adalah kekuatan yang harus dikemas secara kreatif.
“Kami menjadikan titik nol ini sebagai pemicu ekosistem pariwisata Donggala. Artinya, pengembangan tidak hanya sebatas destinasi alam, tetapi juga menghidupkan budaya lokal dan potensi kuliner,” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, setelah meresmikan bersama prasasti Equator, Ketua IOF Pusat, Irjen Pol (Purn) Sam Budi Gusdian, mengungkapkan rasa bangga bisa kembali menginjak Tugu Equator Siweli yang pernah ia kunjungi puluhan tahun lalu.
“Hari ini saya benar-benar bangga melihat Siweli berkembang menjadi titik temu dunia. Saya usulkan agar dibentuk ‘Siweli Squad’ yang akan kami dukung untuk menjaga konsistensi pengembangan wisata ini,” ujarnya.
Kata dia, potensi ini luar biasa. Jika dikelola dengan baik, ekonomi masyarakat akan terangkat, budaya tetap lestari, dan Donggala punya magnet wisata kelas dunia.
“Siweli bukan sekadar destinasi, tapi pusat peradaban yang harus dijaga bersama,” tutupnya.
Festival Temu Lempeng yang mengusung tema “Titik Nol, Titik Dunia” ini diharapkan menjadi pintu gerbang Donggala menuju peta wisata internasional, memadukan pesona alam, budaya, dan sejarah geologi dunia.
Festival Temu Lempeng merupakan rangkaian acara yang menggabungkan edukasi, budaya, dan musik, untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat melalui fenomena alam dan tradisi lokal yang dikemas menjadi satu kekuatan.
Pada gelaran ini, para pengunjung disuguhkan beragam agenda, mulai dari seminar nasional, teleconference mitigasi, arsip data Leiden, pertunjukan seni dan budaya, hingga expo sejarah lokal. (Bim)
