Patah Sayap di Pinembani: Sosok Ariel Sharon di Mata Sahabat dan Kolega

By Inul Irfani 12 Jul 2025, 12:09:56 WIB Story
Patah Sayap di Pinembani: Sosok Ariel Sharon di Mata Sahabat dan Kolega

Keterangan Gambar : Kilwan, Koordinator Penyuluhan KB Pinembani sekaligus sahabat terdekat mendiang Ariel Sharon. (Foto: Syahrul/Likeindonesia.com)


Likeindonesia.com, Sigi – Suasana duka menyelimuti kediaman di Jalan Karajalemba, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, tempat jenazah Ariel Sharon, penyuluh Keluarga Berencana (KB) Kecamatan Pinembani, disemayamkan untuk terakhir kalinya. 


Di antara pelayat, hadir pula rekan-rekan kerjanya dari pelosok Donggala, termasuk Kilwan, Koordinator Penyuluhan KB Pinembani sekaligus sahabat terdekat mendiang sejak tahun 2016.

Baca Lainnya :


Ariel Sharon bukanlah nama asing bagi masyarakat Pinembani, kecamatan terpencil yang dikelilingi perbukitan dan jalan tanah yang tak selalu ramah bagi kendaraan. 


Namun, sosok almarhum dikenal tak pernah absen dari tugasnya, bahkan di tengah cuaca ekstrem sekalipun.


“Sosok daripada almarhum ini sangat baik orangnya. Pendiam, menurut, loyalitasnya sangat tinggi,” kenang Kilwan dengan mata berkaca-kaca, kepada media ini saat diwawancarai di rumah duka, Sabtu pagi (12/7/2025).


Ia mengisahkan bagaimana mereka pertama kali bertugas bersama sebagai tenaga honorer sejak 2016.


Meski status belum tetap, Ariel menunjukkan dedikasi yang tak biasa. 


Menempuh medan berat dengan sepeda motor demi mendatangi desa-desa binaan, mengikuti posyandu, melakukan penyuluhan KB, hingga pemasangan implan.


“Wilayah itu sangat sulit sekali. Beliau tetap pergi, walaupun mungkin bagaimana keadaannya. Mau hujan, panas, tetap mereka tempu,” ujarnya.


Kilwan menggambarkan Ariel sebagai tulang punggung tim penyuluh.


Dalam keseharian, Ariel dikenal tak pernah mengeluh, sekalipun beban pekerjaan terasa berat.


Bahkan saat belum menikah, ia tinggal dan tidur bersama rekan-rekannya di kantor demi memperlancar kerja tim.


“Setelah meninggal beliau ini, kami semacam patah sayap. Karena beliau ini andalan kami,” tuturnya lirih.


“Dia itu yang bawa semua kita punya keperluan ke atas sana, bukan cuma bawa diri,” lanjutnya.


Ariel, menurut Kilwan, adalah pribadi yang tak banyak bicara, namun tanggap terhadap arahan. 


Dalam timnya yang terdiri dari empat orang, Ariel selalu menjadi yang paling bisa diandalkan. 


“Kalau apa yang saya suruhkan, saya selaku koordinator, dia siap,” ujar Kilwan. 


“Nanti kalau dia bingung sampai di sana, baru dia menelpon," tambahnya.


Dikenal gigih, Ariel juga merupakan putra asli daerah yang memilih menetap di Pinembani usai menikah.


Bersama rekan-rekannya, mereka memang sengaja memilih bertugas di wilayah terpencil agar bisa mendapat perhatian pemerintah, bahkan peluang menjadi ASN.


“Tujuannya kami supaya kami mudah diangkat, mudah diperhatikan. Jadi kami memang berusaha bagaimana Pinembani itu sampai dipelosok-pelosok, kami pergi akan,” ungkap Kilwan.


Ariel Sharon meninggal dunia dalam keadaan masih menjalankan tugas. 


Hari terakhirnya dihabiskan dengan mengikuti kegiatan posyandu, memberikan penyuluhan KB, dan memasang implan kepada warga. 


Kepergiannya meninggalkan duka yang dalam, bukan hanya bagi keluarga dan sahabat, tapi juga bagi masyarakat Pinembani yang mengenalnya sebagai penyuluh yang tak kenal lelah dan tak pernah pamrih.


Kini, meski jasadnya telah dimakamkan, semangat pengabdian Ariel Sharon tetap hidup di hati mereka yang pernah berjalan bersamanya di jalan sunyi pengabdian—menembus kabut, lumpur, dan medan berat demi satu tujuan : menyentuh warga hingga pelosok dengan pelayanan yang tulus. (Rul)




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment