- TVRI Resmi Kantongi Hak Siar Piala Dunia 2026: Dari Fase Grup hingga Final, Seluruh Laga Tayang Grat
- Kapolres Donggala Tekankan Pendekatan Persuasif dalam Konflik Agraria Riopakava
- Komdigi Wacanakan Aturan Baru: Beli Hp Bekas Bakal Mirip Motor, Harus Balik Nama
- Polda Sulteng Perpanjang Operasi Madago Raya Tahap IV, 256 Personel Diterjunkan
- SK Resmi Diserahkan, Nilam Sari Lawira Kembali Jadi Nahkoda DPW NasDem Sulteng
- 2 Oktober Diperingati Hari Batik Nasional, Saatnya Bangga dengan Motif Nusantara
- Batas 60 Hari Habis, 15 IUP Tambang di Sulteng Bisa Dicabut
- Warga Geger Temuan Mayat di Bantaran Sungai Palu
- Pemerintah Pastikan Harga Tiket Pesawat, Kereta, dan Kapal Lebih Murah Saat Libur Nataru
- Tambang Ilegal Jadi Sorotan Wabup Parigi Moutong di Tengah Merebaknya Kasus Malaria
Kasus Bullying di Sindue Viral, Mediasi Berujung Damai dan Korban Dapat Pendampingan Psikologis

Keterangan Gambar : Korban dan pelaku perundungan di sebuah SMP/MTs di Desa Sumari berakhir damai di Polsek Sindue, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala. (Foto: IST)
Likeindonesia.com, DONGGALA – Aksi perundungan di sebuah SMP/MTs di Desa Sumari, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala, mencuat setelah sebuah video memperlihatkan seorang siswa diperlakukan kasar teman sekelasnya beredar di media sosial pada Sabtu (13/9/2025).
Dalam rekaman tersebut terlihat seorang siswa mendapat perlakuan tidak menyenangkan, mulai dari tamparan, jambakan rambut, hingga tarikan baju oleh sejumlah teman di dalam ruang kelas. Video ini pertama kali diunggah akun media sosial milik Pebby Henna, yang menyebut peristiwa terjadi di salah satu sekolah di wilayah Sindue.
Baca Lainnya :
- Pria di Donggala Bunuh Ibu Kandung, Polisi: Pelaku Punya Riwayat Gangguan Jiwa
- Perempuan Desa Tinauka Gali Potensi Usaha Lokal dari Hasil Hutan
- Program Pandu Laut Nusantara Sasar Teluk Palu, 7 Perahu Disalurkan ke Nelayan
- 58 Perenang Bentangkan Merah Putih di Atol Donggala, Renang 2,5 Km hingga Pusat Laut
- Pipa Proyek Benur Terpasang di Atas Karang Pantai Kaluku, Ekosistem Laut Donggala Terancam?
Unggahan itu sontak menuai perhatian publik dan memicu kecaman luas. Menyusul viralnya video tersebut, pihak kepolisian Polsek Sindue segera bergerak dengan memanggil pihak sekolah, wali murid, dan dinas terkait untuk menindaklanjuti kasus ini.
Kasat Reskrim Polres Donggala, Iptu Bayu, menjelaskan bahwa akar masalah perundungan berawal dari persoalan sepele.
“Para pelaku perundungan sempat keluar sekolah naik motor ke arah Desa Toaya. Saat guru bertanya kepada korban, ia menjawab apa adanya. Dari situlah teman-temannya mengira dia mengadu ke guru, lalu terjadilah aksi tersebut,” ungkapnya saat dikonfirmasi.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Donggala, Moh Milhar Halili, menegaskan pihaknya akan memberikan pendampingan psikologis bagi korban sekaligus melakukan tindak lanjut berupa edukasi dan sosialisasi pencegahan perundungan di sekolah tersebut.
“Besok kami tugaskan Kabid PPA untuk menjemput korban dan membawanya ke Palu agar mendapat pendampingan psikologis. Insyaallah, Senin saya bersama unit terkait akan turun langsung memimpin upacara, sekaligus melakukan mediasi, edukasi, dan sosialisasi di sekolah,” kata Milhar.
Ia menambahkan, meski mediasi awal telah dilakukan di Polsek bersama orang tua, guru, korban, dan pelaku, namun pendampingan tetap akan berlanjut agar kasus serupa tidak terulang.
“Kami tidak bisa membiarkan perundungan terjadi, apalagi melibatkan anak-anak. Harus ada langkah preventif, edukasi, dan penguatan karakter agar mereka tidak dirugikan di masa depan,” tegasnya.
Hasil mediasi di Polsek Sindue berujung damai antara pihak-pihak yang terlibat. Namun, aparat kepolisian bersama Dinas P3A memastikan proses pendampingan dan tindak lanjut edukasi tetap berjalan guna memulihkan kondisi psikologis korban sekaligus memberikan pembelajaran bagi siswa lain. (Bim)
