- TVRI Resmi Kantongi Hak Siar Piala Dunia 2026: Dari Fase Grup hingga Final, Seluruh Laga Tayang Grat
- Kapolres Donggala Tekankan Pendekatan Persuasif dalam Konflik Agraria Riopakava
- Komdigi Wacanakan Aturan Baru: Beli Hp Bekas Bakal Mirip Motor, Harus Balik Nama
- Polda Sulteng Perpanjang Operasi Madago Raya Tahap IV, 256 Personel Diterjunkan
- SK Resmi Diserahkan, Nilam Sari Lawira Kembali Jadi Nahkoda DPW NasDem Sulteng
- 2 Oktober Diperingati Hari Batik Nasional, Saatnya Bangga dengan Motif Nusantara
- Batas 60 Hari Habis, 15 IUP Tambang di Sulteng Bisa Dicabut
- Warga Geger Temuan Mayat di Bantaran Sungai Palu
- Pemerintah Pastikan Harga Tiket Pesawat, Kereta, dan Kapal Lebih Murah Saat Libur Nataru
- Tambang Ilegal Jadi Sorotan Wabup Parigi Moutong di Tengah Merebaknya Kasus Malaria
Akuntan Didorong Jadi Motor Transparansi dan Keberlanjutan
.jpg)
Keterangan Gambar : Simposium Nasional Akuntansi (SNA) ke-28 berlangsung di Auditorium Universitas Tadulako (Untad), Rabu (10/9). (Foto: Syahrul/Likeindonesia.com)
Likeindonesia.com, Palu – Peran akuntan dinilai semakin strategis dalam mendukung pembangunan yang transparan, akuntabel, dan berkelanjutan.
Hal itu mengemuka dalam Simposium Nasional Akuntansi (SNA) ke-28 yang resmi dibuka di Auditorium Universitas Tadulako (Untad), Rabu (10/9) pagi.
Baca Lainnya :
- Baru 11 Bulan Menjabat, Menteri Asal Sulteng Abdul Kadir Karding Digantikan dalam Reshuffle Kabinet
- Rakyat vs Perusahaan Sawit di Tolitoli: DPRD Sulteng Ambil Langkah Tegas
- 431 Mahasiswa Unismuh Palu Resmi Sandang Gelar Akademik
- Tradisi Rebutan Pohon Telur Meriahkan Maulid Nabi di Pasar Masomba
- Pajak Warung Tradisional di Palu Direvisi, Pedagang Harap Berlaku Merata
Rektor Untad, Prof. Dr. Ir. Amar, menyebut kehadiran ratusan peserta dari berbagai perguruan tinggi merupakan wujud kepercayaan terhadap Untad sebagai tuan rumah.
Ia menekankan bahwa akuntansi harus mampu menjawab isu-isu aktual, termasuk keberlanjutan dan kearifan ekonomi lokal.
“Harapan kita kearifan ekonomi masyarakat lokal juga perlu menjadi bahan pertimbangan ke depannya,” ujarnya.
Ketua Dewan Pengurus Nasional IAI, Dr. Ardan Adiperdana, mengingatkan bahwa profesi akuntan kini menghadapi tantangan besar di tengah perubahan iklim dan transisi menuju ekonomi hijau.
Menurutnya, perguruan tinggi berperan penting menyiapkan calon akuntan dengan pemahaman pelaporan berkelanjutan dan pemanfaatan teknologi digital.
Ia menekankan, “Kurikulum akuntansi perlu diperkuat dengan materi pelaporan berkelanjutan dan teknologi digital agar siap menuju transisi ekonomi hijau.”
Senada dengan itu, Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, Renny A. Lamadjido, menilai simposium ini bukan sekadar pertemuan ilmiah, melainkan ruang kolaborasi lintas bidang.
Ia menegaskan akuntansi kini mencakup aspek yang lebih luas.
“Akuntansi sekarang bukan hanya bercerita tentang finance, tapi juga tentang risk,” katanya.
Sementara itu, Anggota III BPK RI, Dr. Akhsanul Khaq, menyoroti pentingnya peran akuntan dalam mendorong pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Menurutnya, angka dan laporan hanyalah instrumen, sementara tujuan yang lebih besar adalah akuntabilitas.
Ia menambahkan, tantangan yang dihadapi profesi akuntan tidak ringan, mulai dari keterbatasan data, resistensi perubahan, hingga disrupsi teknologi.
Simposium yang berlangsung hingga 12 September ini mempertemukan akademisi, regulator, dan praktisi akuntansi dari seluruh Indonesia.
Diskusi panel dan forum bidang studi digelar untuk memperkuat arah penelitian serta menyelaraskan kurikulum akuntansi dengan kebutuhan global. (Rul/Nl)
