- Sulteng Bidik Tuan Rumah PON 2032, KONI Bentuk Tim Kerja Khusus
- Sulawesi Tengah Catat Kenaikan UMP 2026 Paling Tinggi di Indonesia
- KONI Sulteng dan KONI Morowali Pastikan Kesiapan Porprov 2026, Bakal Digelar dengan 27 Cabor
- PMII Sulteng Serukan Tanda Bahaya Alam dan Kerusakan Kian Meningkat
- 241 Warga Binaan di Sulteng Terima Remisi Natal, Satu Orang Langsung Bebas
- Natal 2025, Wali Kota Palu Tinjau Sejumlah Gereja dan Imbau Warga Jaga Ketertiban Jelang Tahun Baru
- Aksi Tolak Survei Seismik di Touna Ricuh, GMNI Soroti Sikap Pemda
- Kapolri Tak Izinkan Warga Nyalakan Kembang Api di Malam Tahun Baru, Diimbau Ganti Jadi Doa Bersama
- Sulteng Jadi Satu-satunya Provinsi di Sulawesi yang Alami Penurunan Kasus Tawuran
- BEMNUS Sulteng Tuntut Sanksi Tegas untuk Perusahaan Tambang di Banggai, Diduga Rusak Lingkungan
Siap-Siap! Pemerintah Bakal Uji Coba BBM Etanol E10, Dirancang Sesuai Iklim Tropis Indonesia

Keterangan Gambar : Ilustrasi spbu. (Foto: iStockphoto)
Likeindonesia.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah mempersiapkan uji coba bahan bakar minyak (BBM) dengan campuran etanol 10 persen atau E10. Formulasi bahan bakar ini dirancang agar sesuai dengan karakteristik iklim tropis Indonesia.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Dewi menjelaskan, uji coba akan dilakukan secara menyeluruh dengan melibatkan industri otomotif. Hal ini bertujuan memastikan bahwa E10 benar-benar aman dan cocok untuk berbagai jenis kendaraan di Indonesia.
Baca Lainnya :
- Lulusan Baru Wajib Tahu! Magang Berbayar Diperpanjang hingga 15 Oktober
- Produk Tanpa Sertifikat Halal Bakal Dinyatakan Ilegal Mulai 2026
- Gempa Magnitudo 7,6 Guncang Melonguane, Tsunami Terdeteksi di Sejumlah Titik Sulut
- PPPK Paruh Waktu Bisa Cuti Melahirkan hingga Gugur Kandungan, Ini Detail Aturannya
- Upah Tukang di Sulteng Paling Rendah se-Indonesia, Hanya Rp 100 Ribu Per Hari
“Jadi pengujiannya menyeluruh, statistiknya mesin-mesin seperti apa, korosif atau nggak, filternya diganti berapa, atau karetnya seperti apa. Ini nanti akan persis seperti (uji) biodiesel,” kata Eniya usai penandatanganan nota kesepahaman di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (15/10/2025), dikutip dari Liputan6.com.
Ia menambahkan, pihaknya juga mempertimbangkan berbagai kekhawatiran publik, termasuk potensi korosi akibat kandungan etanol serta ketidaksesuaian dengan material tertentu seperti karet. Karena itu, tahap uji coba ini masih bersifat pengembangan dan belum bersifat mandatori.
Bioetanol yang saat ini digunakan dalam produk Pertamax Green masih merupakan bagian dari uji pasar.
“Nanti bioetanol kami mandatorikan ke wilayah non-PSO dulu, seperti sekarang uji pasar yang 5 persen kan sudah berjalan,” jelasnya.
ESDM menargetkan penerapan penuh bahan bakar E10 bisa dilakukan dalam 2–3 tahun ke depan atau sekitar 2028.
Sebelum diterapkan secara nasional, pemerintah akan terlebih dahulu melakukan evaluasi dan penyesuaian hasil uji coba.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menuturkan, program E10 akan mengacu pada keberhasilan penerapan biodiesel di Indonesia, yang dimulai dari B10 dan kini sudah berkembang hingga B40. Pemerintah bahkan menargetkan penggunaan B50 pada tahun 2026.
“Penerapan E10 akan mengikuti model sukses dari biodiesel,” ujar Bahlil.
Ia juga menekankan bahwa pelaksanaan E10 masih menunggu kesiapan pabrik etanol dalam negeri, baik yang menggunakan bahan baku tebu maupun singkong.
Langkah pengembangan bahan bakar etanol ini sekaligus menindaklanjuti arahan Presiden Prabowo Subianto untuk membangun industri etanol nasional yang kuat. Tujuannya adalah memperkuat kedaulatan energi dan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor bahan bakar fosil. (Nl/Nl)





.jpg)




.jpg)