- Sulteng Bidik Tuan Rumah PON 2032, KONI Bentuk Tim Kerja Khusus
- Sulawesi Tengah Catat Kenaikan UMP 2026 Paling Tinggi di Indonesia
- KONI Sulteng dan KONI Morowali Pastikan Kesiapan Porprov 2026, Bakal Digelar dengan 27 Cabor
- PMII Sulteng Serukan Tanda Bahaya Alam dan Kerusakan Kian Meningkat
- 241 Warga Binaan di Sulteng Terima Remisi Natal, Satu Orang Langsung Bebas
- Natal 2025, Wali Kota Palu Tinjau Sejumlah Gereja dan Imbau Warga Jaga Ketertiban Jelang Tahun Baru
- Aksi Tolak Survei Seismik di Touna Ricuh, GMNI Soroti Sikap Pemda
- Kapolri Tak Izinkan Warga Nyalakan Kembang Api di Malam Tahun Baru, Diimbau Ganti Jadi Doa Bersama
- Sulteng Jadi Satu-satunya Provinsi di Sulawesi yang Alami Penurunan Kasus Tawuran
- BEMNUS Sulteng Tuntut Sanksi Tegas untuk Perusahaan Tambang di Banggai, Diduga Rusak Lingkungan
Petani Petobo Genjot Produksi Bawang Goreng, Dorong Swasembada Pangan Lokal

Keterangan Gambar : Wakil Wali Kota Palu, Imelda Liliana Muhidin, hadir dalam kegiatan panen bawang merah dan seledri oleh petani Kota Palu, Jumat (22/8/2025). (Foto: Humas Pemkot Palu)
Likeindonesia.com, Palu – Upaya mewujudkan swasembada pangan di Kota Palu semakin terlihat dari geliat petani lokal.
Di Kelurahan Petobo, seorang petani bernama Suwadi mampu menghasilkan bawang goreng khas Palu hingga dua ton setiap bulan dari hasil panen bawang merahnya.
Baca Lainnya :
- Harga Beras di Pasar Masomba Masih Bervariasi, Wakil Wali Kota Palu Lakukan Sidak
- Datang untuk Membesuk, Seorang Wanita Justru Diciduk Bawa Sabu di Mapolresta Palu
- Petani Tolitoli Lapor ke Banyak Lembaga, Gunardi AK: Tanah Mereka Masih Dikuasai Perusahaan Sawit
- PFI Palu Siapkan Pameran Foto Asa di Atas Patahan, Peringati 7 Tahun Bencana
- Pasar Tani Sulteng, Etalase Produk Petani dan UMKM Lokal
Produksi dalam jumlah besar itu memperlihatkan bahwa potensi pertanian lokal dapat menopang kebutuhan masyarakat, asalkan mendapat dukungan pemasaran yang memadai.
“Bawang goreng 2 ton per bulan saya sanggup, Bu, yang penting dibantu pemasarannya,” ujar Suwadi saat panen bawang merah dan seledri di lahannya, Jumat (22/8/2025).
Selain meningkatkan produksi, Suwadi juga menyatakan kesiapannya untuk berkolaborasi dengan pemerintah dalam memperkuat peran petani di Palu.
“Kami siap bekerja sama dengan pemerintah agar petani di Kota Palu bisa lebih berdaya dan sejahtera,” tambahnya.
Wakil Wali Kota Palu, Imelda Liliana Muhidin, yang hadir dalam kegiatan panen tersebut menyambut baik komitmen petani.
Ia menegaskan pemerintah akan terus hadir mendukung dari sisi produksi maupun distribusi hasil pertanian.
Menurutnya, penguatan sektor pertanian lokal bisa menjadi penopang ekonomi masyarakat sekaligus mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar daerah.
Kondisi ini mencerminkan bahwa petani lokal sesungguhnya mampu menggerakkan kemandirian pangan kota.
Namun, keterbatasan akses pasar dan rantai distribusi masih menjadi tantangan utama.
Dukungan pemerintah dinilai penting agar produksi melimpah tidak hanya berhenti di tingkat petani, tetapi juga memberi dampak ekonomi lebih luas.
Konsumsi bawang merah rata-rata nasional pada 2023 sebesar 2,96 kg/kapita/tahun, mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun sebelumnya (3,02 kg) .
Dengan asumsi konsumsi per kapita mengikuti angka nasional (sekitar 3 kg/tahun), dan estimasi populasi Kota Palu sekitar 400 ribu jiwa, kebutuhan bawang merah tingkat rumah tangga di Palu bisa mendekati 1.200 ton per tahun — atau sekitar 100 ton per bulan.
Jika satu petani menghasilkan 2 ton per bulan, kontribusinya akan sangat signifikan jika digabungkan petani lain di Petobo maupun se-Kota Palu.
Misalnya, 50 petani semacam Suwadi bisa menyuplai sekitar 100 ton per bulan—cukup memenuhi kebutuhan lokal.
Untuk sisi pemasaran: harga bawang merah di Sulawesi Tengah saat ini sekitar Rp40.450/kg, turun dari sekitar Rp44.400/kg sebulan sebelumnya .
Ini bisa digunakan untuk memperhitungkan potensi pendapatan petani dan margin keuntungan. (Rul)





.jpg)




.jpg)