- Pajak 10% dan Penyegelan Usaha Disorot di RDP DPRD Palu, ASPEK dan Pemkot Capai Kesepakatan Awal
- BNNP Sulteng Musnahkan Narkotika Senilai Rp4,2 Miliar, 37 Tersangka Diamankan
- Soroti Naiknya Beban Hidup Warga Miskin di Sulteng, LMND Desak Langkah Konkret Pemerintah
- Viral! Surat Pengunduran Diri Bupati Pati Dibacakan di Tengah Demo, Ternyata Bukan Resmi?
- Detik-Detik Banjir Bandang Menerjang Desa Namo, Warga Panik Selamatkan Diri
- Semarak HUT ke-80 RI, Kemenag Kota Palu Gelar Jalan Santai
- DPRD Palu Luruskan Persepsi Tentang Penyegelan Usaha: Langkah Tersebut Adalah Tindakan Terakhir
- Kemenag Sulteng Matangkan Rencana Embarkasi Haji
- Pemerintah Siapkan Lahan dan Fasilitas Pendukung Bandara Internasional Mutiara Sis Al-Jufri
- Payment ID Batal Diluncurkan 17 Agustus, BI: Masih Tahap Eksperimen
Fenomena Bendera One Piece, Kesbangpol Palu Ingatkan Arti Perjuangan Kemerdekaan
.jpg)
Keterangan Gambar : Kantor Kesbangpol Kota Palu. (Foto: Syahrul/Likeindonesia.com)
Likeindonesia.com, Palu – Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan RI, muncul fenomena pengibaran bendera bergambar tokoh animasi One Piece yang ramai diperbincangkan di media sosial.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Palu, Ansyar Sutiadi, mengingatkan pentingnya menempatkan bendera Merah Putih sebagai simbol persatuan dan perjuangan bangsa.
Baca Lainnya :
- Dua Usaha di Palu Disegel, Satu Dibuka, Dua Lainnya Batal Disegel karena Bayar Pajak
- 20 Sekolah di Palu Ikut Lomba Paduan Suara Indonesia Raya Tiga Stanza
- Wakil Ketua MPR RI Sambut Positif Status Internasional Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Palu
- Akhiri Trek Liar, Palu Segera Punya Sirkuit Road Race Standar Nasional
- Hutan Kota Palu Bakal Dibaharui Total, Jadi Ikon Hijau Baru Sulawesi Tengah
“Bendera Merah Putih itu bisa kita kibarkan bukan karena hal yang mudah, tapi melalui perjuangan—lewat darah, lewat nyawa, lewat usaha yang luar biasa,” kata Ansyar saat ditemui di Palu, Selasa (12/8/) pagi.
Ia menegaskan, nasionalisme dan wawasan kebangsaan harus tetap terjaga.
Menurutnya, setiap peringatan HUT RI menjadi momentum untuk merefleksikan perjuangan para pendiri bangsa dalam merebut kemerdekaan.
“Saat diminta menaikkan bendera pada HUT RI, kita harus melihatnya dari situ. Dengan begitu, kita bisa benar-benar menyelami bagaimana upaya orang tua kita, founding fathers, dalam merebut kemerdekaan,” ujarnya.
Terkait fenomena bendera non-nasional, Ansyar mengatakan belum melihat adanya indikasi gerakan terorganisir di Kota Palu.
Ia menilai hal itu lebih kepada bentuk ketidakpuasan sebagian masyarakat terhadap kondisi pembangunan.
“Yang saya lihat, mungkin ada ketidakpuasan saja. Untuk gerakan-gerakan lain, saya belum melihat,” jelasnya.
Meski demikian, Ansyar mengimbau agar masyarakat tidak mengganti pengibaran bendera Merah Putih dengan simbol lain yang tidak mencerminkan jiwa kenegaraan.
“Kalau yang anime-anime begitu, ya cukup. Jangan sampai kita malah menaikkan bendera yang bukan bendera nasional kita,” tegasnya.
Menurut Ansyar, pemerintah di semua tingkatan terus berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Namun ia berharap, apapun kondisi yang terjadi, nilai nasionalisme tetap dijaga.
“Bendera itu bukan hadiah, bukan cuma-cuma. Kita mendapatkannya dengan pengorbanan. Maka ketika ada fenomena seperti ini, saya berharap kita bisa refleksi diri,” pungkasnya. (rul)
