Literasi Anak di Sulteng Masih Rendah, Semesta Buku Dorong Budaya Membaca

By Inul Irfani 01 Okt 2025, 13:43:06 WIB Story
Literasi Anak di Sulteng Masih Rendah, Semesta Buku Dorong Budaya Membaca

Keterangan Gambar : Momen para siswa membaca di kegiatan Semesta Buku di salah satu toko buku di Kota Palu, Rabu (1/10) pagi. (Foto: Syahrul/Likeindonesia.com)


Likeindonesia.com, Palu - Tingkat literasi di Sulawesi Tengah masih tergolong rendah. 


Daerah ini bahkan masuk dalam sepuluh besar provinsi dengan literasi terendah di Indonesia.

Baca Lainnya :


Kondisi itu mendorong Badan Bahasa bersama sejumlah pihak menggelar kegiatan Semesta Buku untuk Nusa Membaca di salah satu toko buku di Kota Palu, Rabu (1/10) pagi.


Kegiatan ini diisi dengan pameran buku, sosialisasi, uji keterbacaan, hingga lomba cerdas mengulas buku. 


Fokusnya adalah meningkatkan minat baca anak usia 5–10 tahun.


Penanggung jawab kegiatan, Siti Rachma, mengatakan Badan Bahasa sejak 2015 menjadi pembina gerakan literasi nasional. 


Tahun ini, gerakan literasi diarahkan untuk meningkatkan budaya baca anak.


“Badan Bahasa selaku pembina gerakan literasi nasional sejak tahun 2015, tahun ini menggagas kegiatan untuk gemar membaca dalam rangkaian bulan bahasa dan sastra,” ujarnya.


Ia menambahkan, upaya peningkatan literasi di Sulteng menjadi tantangan tersendiri. 


Pasalnya, provinsi ini masih berada di peringkat 10 terbawah tingkat literasi di Indonesia. 


Menurutnya, Badan Bahasa juga telah menyalurkan bantuan buku, khususnya di wilayah 3T, mulai dari PAUD hingga SMA.


Sementara itu, Bunda Literasi Kota Palu, Diah Puspita, mengapresiasi pelaksanaan kegiatan tersebut.


“Saya apresiasi atas kegiatan yang dilaksanakan hari ini, karena menurut saya literasi ini sangat penting sekali,” ucapnya.


Menurut Diah, literasi bukan hanya sekadar membaca dan menulis, tetapi juga membentuk anak-anak agar memiliki pengetahuan luas dan pemikiran kritis. 


Ia menilai, salah satu tantangan yang dihadapi dalam pengembangan literasi adalah faktor sumber daya manusia.


“Mungkin kalau tantangan yang pertama sumber daya manusia ya, kita harus mengubah image (citra, red), jadi ada beberapa faktor mungkin dari kemalasan, mungkin kita ajak anak-anak kita membaca buku atau informasi yang mereka senangi,” jelasnya.


Selain itu, lanjut Diah, sarana dan prasarana juga masih perlu ditingkatkan agar minat baca masyarakat semakin tumbuh. 


Ia berharap budaya membaca di Kota Palu semakin berkembang.


“Mari anak-anak, harapan saya semua masyarakat Kota Palu bisa meningkatkan budaya membaca literasi kita agar Insya Allah kita tambah pengetahuan kita, semoga luas, dan Insya Allah anak-anak yang rajin membaca mempunyai imajinasi yang luas, pengetahuan yang luas, dan dapat membentuk anak-anak yang mempunyai pemikiran yang kritis dalam menghadapi tantangan zaman,” pungkasnya. (Rul/Nl)




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment

Temukan juga kami di

Ikuti kami di facebook, twitter, Instagram, Youtube dan dapatkan informasi terbaru dari kami disana.