Harga Beras Naik di Parimo, Pemprov Sulteng Gerak Cepat Stabilkan Pasokan

By Inul Irfani 19 Jul 2025, 09:25:20 WIB Daerah
Harga Beras Naik di Parimo, Pemprov Sulteng Gerak Cepat Stabilkan Pasokan

Keterangan Gambar : Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Sulteng, Rudi Dewanto, memimpin pengecekan lapangan bersama instansi terkait di dua pasar tradisional utama, yakni Pasar Sentral Tagonu Parigi dan Pasar Tolai. ada Jum


Likeindonesia.com, PARIMO - Kenaikan harga beras di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, memantik respons cepat dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah.


Dikenal sebagai salah satu lumbung beras terbesar di wilayah Sulawesi Tengah, Parigi Moutong justru mengalami lonjakan harga yang signifikan. Harga beras dilaporkan sempat menembus angka Rp18 ribu per kilogram, jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) nasional sebesar Rp12 ribu per kilogram  untuk beras medium.

Baca Lainnya :


Menyikapi situasi ini, Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, langsung menginstruksikan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk mengambil langkah strategis guna menstabilkan harga dan menjamin pasokan beras di pasaran.


Menindaklanjuti instruksi tersebut, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Sulteng, Rudi Dewanto, memimpin pengecekan lapangan bersama instansi terkait di dua pasar tradisional utama, yakni Pasar Sentral Tagonu Parigi dan Pasar Tolai.


Dalam rapat persiapan pengecekan, Rudi Dewanto mengungkapkan bahwa lonjakan harga beras dipicu oleh tingginya arus keluar beras dari Parigi Moutong ke daerah lain seperti Gorontalo dan Manado. Faktor letak geografis yang strategis serta kerjasama dagang antarpelaku usaha menyebabkan petani lebih memilih menjual beras ke luar provinsi karena tawaran harga yang lebih tinggi.


"Harga di luar provinsi lebih menggiurkan. Banyak petani menjual ke sana. Ini harus disikapi agar pasokan untuk kebutuhan dalam daerah tetap terjaga," kata Rudi di ruang rapat Wakil Bupati Parigi Moutong, pada Jum'at (18/7/2025).


Sebagai solusi, Ia menegaskan pentingnya intervensi pemerintah daerah dan Perum BULOG, termasuk usulan agar petani menyisihkan minimal 20 persen hasil panennya untuk dikelola BULOG Sulawesi Tengah. Langkah ini sejalan dengan kesepakatan bersama yang telah dibentuk awal tahun 2025 antara Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Perum BULOG, pelaku usaha penggilingan padi, dan Kodam XIII/Merdeka.


“Kami berharap keseimbangan antara kebutuhan lokal dan keuntungan petani bisa terjaga. Harga tetap stabil, masyarakat tenang,” ujarnya.


Ia juga meminta Pemkab Parigi Moutong untuk segera menginventarisasi dan mengusulkan nama-nama pedagang yang akan menjadi mitra BULOG dalam penyaluran beras SPHP. Langkah ini bertujuan memperbanyak distribusi beras medium di pasar dan menekan gejolak harga di tingkat konsumen.


Dari hasil pengecekan lapangan, ditemukan bahwa harga beras medium di dua pasar utama masih berada pada kisaran HET, yakni Rp 12.500 per kg. Jenis beras lainnya juga tersedia dengan harga Rp16 ribu per kg. Temuan ini membantah laporan sebelumnya yang menyebutkan harga beras telah mencapai Rp18 ribu per kg.


Untuk menstabilkan harga dan menjamin ketersediaan beras, Pimpinan Wilayah Perum Bulog Sulawesi Tengah, Elis Nurhayati, memastikan bahwa cadangan beras pemerintah cukup untuk memenuhi kebutuhan. Per 17 Juli 2025, terdapat stok sebanyak 10.653 ton yang tersebar di tiga gudang di wilayah Parigi Moutong.


Selain itu, BULOG mendapat penugasan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk menyalurkan beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebanyak 13.056 ton sepanjang Juli hingga Desember 2025. 


Beras SPHP dijual seharga Rp11 ribu per kg dari gudang dan disalurkan dalam kemasan 5 kg melalui saluran resmi, seperti koperasi desa, pasar rakyat, outlet pangan pemerintah, serta Gerakan Pangan Murah (GPM).


Di sisi lain, penyaluran Bantuan Pangan Beras untuk alokasi Juni dan Juli 2025 juga berjalan dengan volume 4.483 ton kepada 224.148 penerima manfaat di wilayah Sulawesi Tengah. Data penerima bantuan merujuk pada data By Name By Address (BNBA) dari Kementerian Sosial.


Dengan langkah cepat dan kolaboratif ini, pemerintah berharap stabilitas harga pangan dapat terjaga di tengah tekanan pasokan yang terjadi. (Bim)




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment