- TVRI Resmi Kantongi Hak Siar Piala Dunia 2026: Dari Fase Grup hingga Final, Seluruh Laga Tayang Grat
- Kapolres Donggala Tekankan Pendekatan Persuasif dalam Konflik Agraria Riopakava
- Komdigi Wacanakan Aturan Baru: Beli Hp Bekas Bakal Mirip Motor, Harus Balik Nama
- Polda Sulteng Perpanjang Operasi Madago Raya Tahap IV, 256 Personel Diterjunkan
- SK Resmi Diserahkan, Nilam Sari Lawira Kembali Jadi Nahkoda DPW NasDem Sulteng
- 2 Oktober Diperingati Hari Batik Nasional, Saatnya Bangga dengan Motif Nusantara
- Batas 60 Hari Habis, 15 IUP Tambang di Sulteng Bisa Dicabut
- Warga Geger Temuan Mayat di Bantaran Sungai Palu
- Pemerintah Pastikan Harga Tiket Pesawat, Kereta, dan Kapal Lebih Murah Saat Libur Nataru
- Tambang Ilegal Jadi Sorotan Wabup Parigi Moutong di Tengah Merebaknya Kasus Malaria
Gen Z Jadi Kelompok Paling Banyak Menganggur di Indonesia

Keterangan Gambar : Ilustrasi pengangguran. (Foto: iStockphoto)
Likeindonesia.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data terbaru yang menunjukkan bahwa generasi Z menjadi kelompok usia dengan angka pengangguran tertinggi di Indonesia. Laporan ini berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) per Februari 2025.
Data BPS mencatat, tingkat pengangguran terbuka (TPT) untuk kelompok usia 15-24 tahun, yang sebagian besar merupakan Gen Z, mencapai 16,16 persen. Sementara itu, pengangguran usia 25-59 tahun tercatat 3,04 persen, dan kelompok 60 tahun ke atas hanya 1,67 persen. Secara keseluruhan, jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,28 juta orang atau 4,76 persen dari total angkatan kerja.
Baca Lainnya :
- Menko Kumham Imipas Yusril: Institusi Negara Tak Bisa Gugat Warga Sipil soal Pencemaran Nama Baik
- 27 September Kini Resmi Jadi Hari Komedi Nasional, Bertepatan dengan Ultah Bing Slamet
- Baru 11 Bulan Menjabat, Menteri Asal Sulteng Abdul Kadir Karding Digantikan dalam Reshuffle Kabinet
- Mendagri Instruksikan Daerah Aktifkan Lagi Pos Ronda
- Sah! Prabowo Reshuffle Kabinet, Lima Menteri Diganti dan Satu Kementerian Baru Dibentuk
Dalam Sakernas, pengangguran didefinisikan sebagai penduduk usia 15 tahun ke atas yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha baru, sudah diterima bekerja tetapi belum mulai, atau merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan. TPT digunakan sebagai indikator seberapa banyak tenaga kerja yang tidak terserap pasar dan kurang termanfaatkannya pasokan tenaga kerja.
Data juga menunjukkan perbedaan pengangguran berdasarkan tingkat pendidikan. Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mencatat angka pengangguran tertinggi 8 persen, diikuti SMA 6,35 persen, dan lulusan perguruan tinggi 6,23 persen. Lulusan SD ke bawah hanya 2,32 persen, dan lulusan SMP sekitar 4,35 persen, menjadi kelompok dengan pengangguran terendah.
Aliansi Ekonom Indonesia mengonfirmasi tren ini. Menurut perwakilannya, Vivi Alatas, lebih dari 25 persen anak muda Indonesia belum produktif, termasuk mereka yang tidak bekerja, tidak sekolah, atau tidak mengikuti pelatihan.
"Kita bisa melihat lebih dari 25 persen anak muda Indonesia tidak produktif, tidak sedang bekerja, tidak sekolah, tidak mengikuti pelatihan, dan tidak mempersiapkan kerja, khususnya perempuan," ujar Vivi, dikutip dari detik.com, Sabtu (13/9/2025).
Ia menambahkan, angka pengangguran usia 15-24 tahun selama 2016 hingga 2024 selalu berada di atas 15 persen, dan tiga kali lebih tinggi dibanding kelompok usia 25-34 tahun.
Dengan demikian, Gen Z, khususnya lulusan SMK dan SMA, menjadi kelompok yang paling terdampak dari rendahnya serapan tenaga kerja di pasar kerja nasional. (Nl/Nl)
