- Sulteng Bidik Tuan Rumah PON 2032, KONI Bentuk Tim Kerja Khusus
- Sulawesi Tengah Catat Kenaikan UMP 2026 Paling Tinggi di Indonesia
- KONI Sulteng dan KONI Morowali Pastikan Kesiapan Porprov 2026, Bakal Digelar dengan 27 Cabor
- PMII Sulteng Serukan Tanda Bahaya Alam dan Kerusakan Kian Meningkat
- 241 Warga Binaan di Sulteng Terima Remisi Natal, Satu Orang Langsung Bebas
- Natal 2025, Wali Kota Palu Tinjau Sejumlah Gereja dan Imbau Warga Jaga Ketertiban Jelang Tahun Baru
- Aksi Tolak Survei Seismik di Touna Ricuh, GMNI Soroti Sikap Pemda
- Kapolri Tak Izinkan Warga Nyalakan Kembang Api di Malam Tahun Baru, Diimbau Ganti Jadi Doa Bersama
- Sulteng Jadi Satu-satunya Provinsi di Sulawesi yang Alami Penurunan Kasus Tawuran
- BEMNUS Sulteng Tuntut Sanksi Tegas untuk Perusahaan Tambang di Banggai, Diduga Rusak Lingkungan
Faperta Untad Dorong Modernisasi Pertanian Sayur Lewat Teknologi Cerdas

Keterangan Gambar : Faperta Untad melatih petani sayuran di Kabupaten Poso dengan metode pertanian cerdas (smart farming). (Foto: IST)
Likeindonesia.com, Poso - Fakultas Pertanian Universitas Tadulako (Faperta Untad) melatih petani sayuran di Kabupaten Poso dengan metode pertanian cerdas (smart farming).
Program ini menyasar kelompok tani di Desa Alitupu, Kecamatan Lore Utara.
Baca Lainnya :
- SabanMulor
- Sabannn
- Jalan-Jalan Makassar–Poso Makin Gampang, Sriwijaya Air Terbang Tiga Kali Seminggu Mulai 30 September
- SabanMulor
- personal
“Pelatihan ini bertujuan meningkatkan ketahanan pangan lokal melalui inovasi budidaya sayuran organik berbasis teknologi,” kata Ketua Tim, Jusriadi, di Palu, Senin (22/9).
Dalam kegiatan pengabdian masyarakat tersebut, Jusriadi bersama dua akademisi lainnya, Desi Wahyuni Arsih dan Asgar Taiyeb, memperkenalkan penggunaan alat soil analyzer dan soil moisture meter.
Alat ini membantu petani memantau kondisi tanah, termasuk pH, suhu, kelembaban, serta kebutuhan air tanaman.
“Kami memperkenalkan penggunaan alat soil analyzer dan soil moisture meter,” ungkapnya.
Hasil uji lapangan menunjukkan lahan kelompok tani kekurangan nitrogen dan mengalami kelembaban rendah.
Data ini menjadi dasar bagi petani untuk menyesuaikan pola pemupukan dan penyiraman.
Pelatihan tersebut diikuti 20 petani anggota kelompok tani SIPAMASE-MASE yang dipimpin Arifuddin.
Selama ini, mereka mengandalkan metode konvensional dengan penggunaan pupuk anorganik dan pestisida.
"Selama ini, kami hanya menebak kebutuhan tanah, sekarang kami bisa melihat data langsung," kata Arifuddin.
Sejumlah petani menyatakan siap menerapkan teknologi tersebut secara berkelanjutan.
Program ini dinilai membuka jalan bagi modernisasi pertanian di wilayah terpencil seperti Lore Utara.
“Inovasi ini dapat meningkatkan hasil pertanian sekaligus memperkuat ketahanan pangan lokal di Kabupaten Poso,” harap Jusriadi. (Rul/Nl)





.jpg)




.jpg)