- Sulteng Bidik Tuan Rumah PON 2032, KONI Bentuk Tim Kerja Khusus
- Sulawesi Tengah Catat Kenaikan UMP 2026 Paling Tinggi di Indonesia
- KONI Sulteng dan KONI Morowali Pastikan Kesiapan Porprov 2026, Bakal Digelar dengan 27 Cabor
- PMII Sulteng Serukan Tanda Bahaya Alam dan Kerusakan Kian Meningkat
- 241 Warga Binaan di Sulteng Terima Remisi Natal, Satu Orang Langsung Bebas
- Natal 2025, Wali Kota Palu Tinjau Sejumlah Gereja dan Imbau Warga Jaga Ketertiban Jelang Tahun Baru
- Aksi Tolak Survei Seismik di Touna Ricuh, GMNI Soroti Sikap Pemda
- Kapolri Tak Izinkan Warga Nyalakan Kembang Api di Malam Tahun Baru, Diimbau Ganti Jadi Doa Bersama
- Sulteng Jadi Satu-satunya Provinsi di Sulawesi yang Alami Penurunan Kasus Tawuran
- BEMNUS Sulteng Tuntut Sanksi Tegas untuk Perusahaan Tambang di Banggai, Diduga Rusak Lingkungan
BMKG Ingatkan Masyarakat NTB Soal Risiko Gempa Megathrust

Keterangan Gambar : Ahli Seismologi Direktorat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Pepen Supendi. (Foto: RRI/Halwi)
Likeindonesia.com, NTB – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan warga Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk waspada terhadap potensi gempa megathrust yang bisa memicu tsunami besar.
Peringatan ini disampaikan oleh Ahli Seismologi Direktorat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Pepen Supendi, dalam sosialisasi kebencanaan di Mataram, Selasa (26/8/2025). Ia menegaskan bahwa potensi gempa bukanlah ramalan atau upaya menakut-nakuti, melainkan informasi penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.
Baca Lainnya :
- Dirpolairud NTB Apresiasi Tim Gabungan Usai Berhasil Temukan Penyelam yang Hilang di Lombok Timur
- Hacked By BARZXPLOIT
- Hacked By BARZXPLOIT FT Mr.SonicX
- home
- Hacked By SponsXploitSec
“Kita bicara megathrust ini untuk kesiapsiagaan. Daripada gempa terjadi tanpa kita tahu sumbernya, dampaknya bisa lebih parah,” ujarnya, dikutp dari Radar Lombok, Jumat (29/8).
Wilayah NTB diketahui berada di jalur rawan, tepatnya di zona Flores Back Arc Thrust atau Flores Megathrust. Zona ini berpotensi memicu gempa dangkal yang bisa menimbulkan tsunami. Dalam skenario terburuk, ketinggian tsunami bahkan bisa mencapai 26 meter, terutama jika sumber gempa berasal dari megathrust Sumba.
BMKG sendiri sudah menyiapkan pemodelan tsunami di berbagai wilayah sebagai panduan. Pepen mengingatkan masyarakat untuk tidak lengah meski gempa kecil sering terjadi.
“Masyarakat tidak boleh abai. Kuncinya adalah mitigasi. Bukan soal kapan gempanya, karena setiap hari ada gempa. Yang terpenting adalah kesiapan kita menghadapi itu,” tegasnya.
Ia juga mengimbau kesiapsiagaan dimulai dari rumah tangga. Hal-hal sederhana seperti menata barang pecah belah, menyiapkan jalur evakuasi, hingga memperkuat bangunan dapat menyelamatkan nyawa saat gempa terjadi.
“Kalau Anda di jalan, lebih aman jika diberitahu ada lubang. Begitu juga dengan ancaman gempa, lebih baik masyarakat tahu risikonya agar bisa berhati-hati, daripada tidak tahu sama sekali,” tandasnya. (Nul)





.jpg)




.jpg)