- TVRI Resmi Kantongi Hak Siar Piala Dunia 2026: Dari Fase Grup hingga Final, Seluruh Laga Tayang Grat
- Kapolres Donggala Tekankan Pendekatan Persuasif dalam Konflik Agraria Riopakava
- Komdigi Wacanakan Aturan Baru: Beli Hp Bekas Bakal Mirip Motor, Harus Balik Nama
- Polda Sulteng Perpanjang Operasi Madago Raya Tahap IV, 256 Personel Diterjunkan
- SK Resmi Diserahkan, Nilam Sari Lawira Kembali Jadi Nahkoda DPW NasDem Sulteng
- 2 Oktober Diperingati Hari Batik Nasional, Saatnya Bangga dengan Motif Nusantara
- Batas 60 Hari Habis, 15 IUP Tambang di Sulteng Bisa Dicabut
- Warga Geger Temuan Mayat di Bantaran Sungai Palu
- Pemerintah Pastikan Harga Tiket Pesawat, Kereta, dan Kapal Lebih Murah Saat Libur Nataru
- Tambang Ilegal Jadi Sorotan Wabup Parigi Moutong di Tengah Merebaknya Kasus Malaria
BMKG Pastikan Gempa Poso Bermagnitudo 5,8, Susulan Capai 25 Kali
.jpg)
Keterangan Gambar : Koordinator Data dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Palu, Nurhayati Pimpilemba. (Foto: Syahrul/Likeindonesi.com)
Likeindonesia.com, Palu – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan gempa bumi yang mengguncang Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Minggu (17/8/2025) pagi, memiliki magnitudo 5,8.
Koreksi ini disampaikan setelah sebelumnya sempat tercatat M6,0.
Baca Lainnya :
- 29 Warga Luka-Luka Akibat Gempa M5,8 di Poso
- Gempa Magnitudo 5,8 di Poso Dipicu Sesar Tokokaru, BMKG Catat 10 Gempa Susulan
- Hacked By Mr.SonicX
- KillerSecTeam
- HACKED BY OBINXYZ
Koordinator Data dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Palu, Nurhayati Pimpilemba, mengatakan gempa dipicu aktivitas Sesar Tokararu.
“Sampai saat ini gempa susulan sudah 25 kali sampai jam 11.00 WITA, dengan magnitudo terbesar 3,3,” ujarnya.
Nurhayati menjelaskan, Sulawesi Tengah memiliki 37 sumber gempa, salah satunya Sesar Tokararu.
Sistem sesar ini berbeda dengan gempa yang terjadi pada 24 Juli lalu.
“Antar sesar bisa saling mempengaruhi akibat transfer tegangan. Tetapi itu bergantung pada beberapa faktor, seperti kedekatan sesar, orientasi, hingga jenis batuan. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikannya,” katanya.
BMKG juga langsung melakukan survei makro dan mikro di lapangan, untuk mengukur dampak gempa.
Survei makro dilakukan secara visual di lapangan, sedangkan survei mikro mengukur getaran tanah menggunakan instrumen.
Menurut analisis mekanisme sumber, gempa Poso termasuk jenis sesar naik.
“Ada dua blok batuan yang akibat tekanan horizontal, salah satunya terdorong naik terhadap yang lain,” jelas Nurhayati.
Hingga kini, laporan BNPB menyebutkan 29 warga luka-luka akibat gempa tersebut, dua di antaranya kritis.
Satu gereja di Desa Masani juga mengalami kerusakan. (Rul)
