- Wakil Ketua DPRD Palu Anugrah Pratama Bantu Starlink untuk Sekolah di Kawatuna
- Teluk Palu Bersiap Ditata Kembali, Kawasan Strategis Pariwisata Saksi Tsunami 2018
- Mitigasi Bencana Diusulkan Masuk Kurikulum Sekolah di Kota Palu
- Mulai 2026, Guru Honorer Bakal Terima Rp400 Ribu per Bulan, Naik Rp100 Ribu
- Unik! Agar Tak Main HP Melulu, Siswa SD di Wonosobo Dapat Seekor Domba dari Pemkab
- Puskesmas Birobuli Catat 260 Kasus HIV, 48 di Antaranya Pasien Baru Tahun Ini
- Resmi Berlaku! Pemerintah Turunkan Harga Pupuk 20 Persen, Urea Jadi Rp 1.800 per Kg
- Pemadaman Bergilir di Palu, PLN Sebut Sistem Proteksi Aktif Akibat Sambaran Petir
- Lanal Palu Dorong Peningkatan Hasil Tangkap Nelayan Talise Lewat Bantuan Rumah Rumpon
- Bangunan di Belakang Polsek Palu Barat Terbakar, Diduga Akibat Korsleting Listrik
Teluk Palu Bersiap Ditata Kembali, Kawasan Strategis Pariwisata Saksi Tsunami 2018

Keterangan Gambar : Kawasan Teluk Palu. (Foto: Syahrul/Likeindonesia.com)
Likeindonesia.com, Palu - Pemerintah Kota Palu mulai menyiapkan langkah penataan kembali kawasan pesisir Teluk Palu, wilayah yang menjadi saksi bisu dahsyatnya bencana tsunami pada 2018 silam.
Rencana ini menjadi bagian dari upaya kebangkitan sektor pariwisata Kota Palu yang sempat terhenti akibat bencana.
Baca Lainnya :
- Mitigasi Bencana Diusulkan Masuk Kurikulum Sekolah di Kota Palu
- Puskesmas Birobuli Catat 260 Kasus HIV, 48 di Antaranya Pasien Baru Tahun Ini
- Pemadaman Bergilir di Palu, PLN Sebut Sistem Proteksi Aktif Akibat Sambaran Petir
- Lanal Palu Dorong Peningkatan Hasil Tangkap Nelayan Talise Lewat Bantuan Rumah Rumpon
- Bangunan di Belakang Polsek Palu Barat Terbakar, Diduga Akibat Korsleting Listrik
Kepala Bidang Destinasi Dinas Pariwisata Kota Palu, Nukman Lawenga, mengatakan Teluk Palu merupakan satu-satunya Kawasan Strategis Pariwisata (KSP) yang tercantum dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kota Palu (RIPPAR-Kot).
“Sepanjang Teluk Palu termasuk dalam kawasan strategis pariwisata atau KSP. Dan di Kota Palu ini hanya ada satu KSP, yaitu kawasan Teluk Palu,” jelas Nukman, Kamis (23/10/2025).
Ia mengatakan, penataan kawasan Teluk Palu sebenarnya sudah direncanakan sejak lama.
Namun, pelaksanaannya sempat tertunda karena adanya pembangunan jalan tanggul dan Jembatan Palu IV yang masih berlangsung hingga tahun ini.
“Rencananya, tahun ini kami sudah menyiapkan anggaran untuk penyusunan perencanaan penataan kawasan Teluk Palu. Tetapi karena waktunya mepet, hanya Oktober sampai November, tidak memungkinkan untuk membuat perencanaan secara tergesa-gesa,” ungkapnya.
Menurut Nukman, penataan kawasan Teluk Palu akan dimulai dari wilayah Silae hingga ke Talise, termasuk area Kampung Nelayan.
Namun perencanaan tersebut akan disusun secara lebih matang tahun depan, termasuk penyusunan Detail Engineering Design (DED) yang akan memperhitungkan kondisi eksisting di lapangan dan kebutuhan anggaran.
“Perencanaan ini mencakup penyusunan DED yang harus memperhitungkan banyak aspek, seperti kebutuhan anggaran dan kondisi eksisting di sekitar Teluk Palu,” tambahnya.
Dinas Pariwisata juga akan memanfaatkan hasil kajian dari Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) yang saat ini tengah melakukan penelitian potensi wisata di kawasan tersebut, termasuk wisata minat khusus dan sejarah kawasan.
“Salah satu contohnya, dulu di sekitar Teluk Palu terdapat patok-patok jembatan peninggalan masa Belanda. Sayangnya, sebagian besinya sudah hilang,” ujarnya.
Hasil kajian dari BRIDA ini nantinya akan menjadi bahan bagi Dinas Pariwisata dalam penyusunan rencana penataan tahun depan.
Penataan kawasan, kata Nukman, juga akan memperhatikan aspek mitigasi bencana.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), kawasan Teluk Palu tidak boleh lagi dibangun secara permanen karena termasuk dalam zona merah rawan bencana.
“Bangunan UMKM di sepanjang Teluk Palu nanti akan bersifat semi permanen, bukan bangunan permanen, karena wilayah tersebut termasuk zona merah atau kawasan rawan bencana,” jelasnya.
Meski demikian, kawasan Teluk Palu tetap ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata (KSP) karena memiliki nilai penting bagi pengembangan wisata berbasis alam dan budaya di Kota Palu.
Rencana penataan nantinya akan diintegrasikan dengan kawasan lembah dan sungai di sekitarnya.
“Dalam RIPPAR-Kot, KSP ini mencakup lima bentang alam utama di Kota Palu, yaitu pegunungan, bukit, lembah, teluk, dan sungai. Jadi, nantinya perencanaan penataan kawasan Teluk Palu akan terintegrasi dengan wilayah sungai dan lembah di sekitarnya,” pungkasnya.
Dengan rencana tersebut, wajah Teluk Palu diharapkan dapat tampil lebih tertata dan tangguh, tanpa melupakan sejarah panjang bencana yang pernah melanda wilayah itu. (Rul/Nl)
