Pelanggaran Lalu Lintas di Sulteng Turun 27 Persen Selama Operasi Patuh Tinombala 2025

By Inul Irfani 28 Jul 2025, 13:21:37 WIB Daerah
Pelanggaran Lalu Lintas di Sulteng Turun 27 Persen Selama Operasi Patuh Tinombala 2025

Keterangan Gambar : Pengendara mendapat imbauan saat Operasi Patuh Tinombala 2025. (Foto: Humas Polda Sulteng)


Likeindonesia.com, Palu – Operasi Patuh Tinombala 2025 yang berlangsung selama 14 hari di seluruh wilayah Sulawesi Tengah resmi berakhir pada Minggu (27/7/2025) pukul 24.00 WITA. 


Hasil operasi menunjukkan penurunan signifikan jumlah pelanggaran lalu lintas dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca Lainnya :


Pelaksana harian (Plh) Kabid Humas Polda Sulteng, AKBP Sugeng Lestari mengungkapkan bahwa selama operasi berlangsung, tercatat 28.427 pelanggaran.


Angka tersebut menurun drastis dibandingkan tahun 2024 yang mencapai 38.943 pelanggaran.


“Operasi Patuh Tinombala 2025 mencatat sebanyak 28.427 pelanggaran. Di waktu yang sama pada 2024 terjadi 38.943 pelanggaran atau turun 27 persen,” jelas AKBP Sugeng di Palu, Senin (28/7/2025).


Ribuan pelanggaran tersebut terekam melalui berbagai metode penindakan: e-TLE statis sebanyak 2.358 kasus, e-TLE mobile 2.095 kasus, e-tilang 756 kasus, dan surat teguran yang dikeluarkan kepada 23.216 pengendara.


Pelanggaran paling banyak dilakukan oleh pengendara roda dua, dengan total 3.076 kasus. 


Dari jumlah tersebut, pelanggaran terbanyak adalah tidak memakai helm SNI sebanyak 2.832 pelanggar. 


Disusul pelanggaran melawan arus (45), menggunakan ponsel saat berkendara (3), berkendara di bawah umur (11), berboncengan lebih dari satu (9), berkendara di bawah pengaruh alkohol (1), dan pelanggaran lainnya (175).


Sementara itu, pelanggaran oleh pengendara roda empat mencapai 2.133 kasus.


Mayoritas di antaranya adalah tidak menggunakan sabuk pengaman sebanyak 2.020 pelanggar. 


Sisanya meliputi menggunakan ponsel saat berkendara (25), berkendara di bawah umur (7), melawan arus (5), dan pelanggaran lain-lain (76).


Meski jumlah pelanggaran menurun, angka kecelakaan lalu lintas justru mengalami kenaikan. 


Tahun ini tercatat 37 kasus kecelakaan selama operasi berlangsung, naik dari 33 kasus pada tahun lalu atau meningkat 12 persen.


Korban jiwa akibat kecelakaan sebanyak 6 orang meninggal dunia, 22 mengalami luka berat, dan 46 luka ringan. Total kerugian materiil ditaksir mencapai Rp146,4 juta. 


Kendaraan yang terlibat kecelakaan lalu lintas didominasi sepeda motor 45 unit, mobil penumpanh 8 unit, mobil barang 8 unit, bus 2 unit, kendaraan khusus 3 unit, " terang Sugeng.


Jenis kendaraan yang paling banyak terlibat kecelakaan adalah sepeda motor sebanyak 45 unit, disusul mobil penumpang dan mobil barang masing-masing 8 unit, bus 2 unit, serta kendaraan khusus 3 unit.


Dilihat dari lokasi kejadian, kecelakaan paling banyak terjadi di jalan provinsi sebanyak 15 kasus, jalan nasional 12 kasus, dan jalan kabupaten/kota 10 kasus.


Faktor utama penyebab kecelakaan menurut Sugeng adalah kelalaian manusia. Antara lain meliputi pelanggaran batas kecepatan (6 kasus), tidak menjaga jarak (5), manuver berbahaya seperti mendahului atau berpindah jalur sembarangan (11), berpindah lajur tanpa memperhatikan kondisi lalu lintas (2), tidak memberi isyarat saat berhenti atau berbelok (4), tidak mengutamakan pejalan kaki (5), dan faktor lainnya (4 kasus).


Menutup pernyataannya, Sugeng mengimbau agar masyarakat terus meningkatkan kesadaran dalam berlalu lintas.


Operasi Patuh Tinombala 2025 telah berakhir. Walaupun demikian, warga diimbau untuk membudayakan tertib berlalu lintas dan dukung upaya pemerintah menyukseskan pencanangan Hari Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. (Rul)




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment

Temukan juga kami di

Ikuti kami di facebook, twitter, Instagram, Youtube dan dapatkan informasi terbaru dari kami disana.