- Wakil Ketua DPRD Palu Anugrah Pratama Bantu Starlink untuk Sekolah di Kawatuna
- Teluk Palu Bersiap Ditata Kembali, Kawasan Strategis Pariwisata Saksi Tsunami 2018
- Mitigasi Bencana Diusulkan Masuk Kurikulum Sekolah di Kota Palu
- Mulai 2026, Guru Honorer Bakal Terima Rp400 Ribu per Bulan, Naik Rp100 Ribu
- Unik! Agar Tak Main HP Melulu, Siswa SD di Wonosobo Dapat Seekor Domba dari Pemkab
- Puskesmas Birobuli Catat 260 Kasus HIV, 48 di Antaranya Pasien Baru Tahun Ini
- Resmi Berlaku! Pemerintah Turunkan Harga Pupuk 20 Persen, Urea Jadi Rp 1.800 per Kg
- Pemadaman Bergilir di Palu, PLN Sebut Sistem Proteksi Aktif Akibat Sambaran Petir
- Lanal Palu Dorong Peningkatan Hasil Tangkap Nelayan Talise Lewat Bantuan Rumah Rumpon
- Bangunan di Belakang Polsek Palu Barat Terbakar, Diduga Akibat Korsleting Listrik
BMKG Ingatkan Masyarakat NTB Soal Risiko Gempa Megathrust

Keterangan Gambar : Ahli Seismologi Direktorat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Pepen Supendi. (Foto: RRI/Halwi)
Likeindonesia.com, NTB – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan warga Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk waspada terhadap potensi gempa megathrust yang bisa memicu tsunami besar.
Peringatan ini disampaikan oleh Ahli Seismologi Direktorat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Pepen Supendi, dalam sosialisasi kebencanaan di Mataram, Selasa (26/8/2025). Ia menegaskan bahwa potensi gempa bukanlah ramalan atau upaya menakut-nakuti, melainkan informasi penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.
Baca Lainnya :
- Dirpolairud NTB Apresiasi Tim Gabungan Usai Berhasil Temukan Penyelam yang Hilang di Lombok Timur
- Hacked By BARZXPLOIT
- Hacked By BARZXPLOIT FT Mr.SonicX
- home
- Hacked By SponsXploitSec
“Kita bicara megathrust ini untuk kesiapsiagaan. Daripada gempa terjadi tanpa kita tahu sumbernya, dampaknya bisa lebih parah,” ujarnya, dikutp dari Radar Lombok, Jumat (29/8).
Wilayah NTB diketahui berada di jalur rawan, tepatnya di zona Flores Back Arc Thrust atau Flores Megathrust. Zona ini berpotensi memicu gempa dangkal yang bisa menimbulkan tsunami. Dalam skenario terburuk, ketinggian tsunami bahkan bisa mencapai 26 meter, terutama jika sumber gempa berasal dari megathrust Sumba.
BMKG sendiri sudah menyiapkan pemodelan tsunami di berbagai wilayah sebagai panduan. Pepen mengingatkan masyarakat untuk tidak lengah meski gempa kecil sering terjadi.
“Masyarakat tidak boleh abai. Kuncinya adalah mitigasi. Bukan soal kapan gempanya, karena setiap hari ada gempa. Yang terpenting adalah kesiapan kita menghadapi itu,” tegasnya.
Ia juga mengimbau kesiapsiagaan dimulai dari rumah tangga. Hal-hal sederhana seperti menata barang pecah belah, menyiapkan jalur evakuasi, hingga memperkuat bangunan dapat menyelamatkan nyawa saat gempa terjadi.
“Kalau Anda di jalan, lebih aman jika diberitahu ada lubang. Begitu juga dengan ancaman gempa, lebih baik masyarakat tahu risikonya agar bisa berhati-hati, daripada tidak tahu sama sekali,” tandasnya. (Nul)







.jpg)


